Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lanank.jagadAvatar border
TS
lanank.jagad
Preman Paling Besar di Kalijodo Sudah Pergi dan 'Mitos' Daeng Aziz
WARTA KOTA, SEMANGGI - Nama Daeng Aziz kini dikenal mengerikan di Kalijodo. Tapi dia sebenarnya bukan preman terbesar di sana. Preman paling besar di sana sudah pergi dari Kalijodo beberapa tahun sejak pertikaian besar antar kelompok disana tahun 2002 silam.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti, tahu betul itu.

Krishna pernah ikut melilit di kasus pertikaian itu. Sebab tahun 2002 silam dia menjabat Kapolsek Penjaringan di usia 32 tahun. Pertikaian akhirnya selesai dibarengi penutupan rumah-rumah judi di Kalijodo oleh polisi.

Baca Juga: Kalijodo Dilanda Kerusuhan Antarmafia 14 Tahun Silam
Krishna menuliskan itu dalam bukunya berjudul 'Geger Kalijodo' yang terbit tahun 2004.

Buku itu merupakan penelitian ilmiah untuk tesis S2 Krishna di Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia. Krishna menggambarkan dua kelompok besar disana adalah Kelompok Makassar dan Mandar.

Kelompok Makassar dipimpin Daeng Aziz yang sampai kini masih menguasai Kalijodo dengan kharisma dan sisa-sisa cerita mengerikan. Sementara kelompok Mandar, di tahun 2002 itu dikepalai oleh Yusman Nur.

Baca Juga: Inilah Dua Kelompok Mafia yang Kuasai Kalijodo

Dalam bukunya, Krishna menuliskan bahwa kelompok Asman lebih terorganisir dan banyak ketimbang kelompok Daeng Aziz.
Kelompok Yusman Nur memiliki struktur seperti sebuah organisasi yang memiliki 'tentara' dengan 'panglimanya' sendiri.

'Tentara' atau pasukan Yusman Nur ini dikenal sebagai 'Anak Macan' yang muncul karena jejak mengerikan mereka. Antara lain menghajar dan memukul mundur Front Pembela Islam sampai kocar-kacir.

FPI kala itu pernah beberapa kali mengganggu rumah perjudian milik Yusman Nur, makanya dihajar oleh 'Anak Macan'.

Baca Juga: Ini Komentar FPI Terkait Rencana Ahok Tertibkan Kawasan Kalijodo Jakarta

Anggota 'Anak Macan' ini hanya dipelihara oleh Yusman Nur, dan dikeluarkan hanya sesekali setiap ada pertikaian. Di hari damai, 'Anak Macan' hanya bersantai di Kalijodo tapi tetap mendapat uang dengan beberapa norma yang ditetapkan 'panglimanya' tapi selalu dilanggar‎.

Norma untuk 'anak macan' itu adalah larang ber‎judi dan mabuk-mabukan di sekitar Kalijodo. Aturan ini banyak dilanggar.

Selain itu, 'Anak Macan' juga tak langsung dibawah komando Yusman Nur. Tapi berada di bawah komando Arkan Malik yang jadi semacam 'panglima perang'. Dia merupakan anak buah Yusman Nur.

Ketika Yusman Nur sudah begitu terorganisasi di tahun 2002, kelompok Daeng Aziz belum terorganisir dan masih berantakan. Daeng Aziz hanya mempekerjakan pemuda pengangguran untuk mengamankan rumah judinya. Tapi tetap jumlahnya ratusan.

Baca Juga: Awas, Ini 5 Godfather yang Paling Ditakuti di Kalijodo

Namun usai pertikaian besar yang dipicu tewasnya adik Daeng Aziz karena dibunuh 'anak macan', Asman memilih menyingkir dari Kalijodo.

"Mungkin sekitar tahun 2005 dia (Yusman Nur) pergi dari Kalijodo," kata Krishna kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com, Kamis (11/2/2016) malam.

Krishna menceritakan, Yusman Nur beberapa kali pernah diwawancarai media sampai akhirnya dia malu sendiri.

Bahkan Yusman Nur pernah bercerita ke Krishna bahwa dia kapok diwawancarai media dan muncul di mana-mana.

Asman malu dan takut apabila anaknya menonton dan tahu bapaknya preman. Makanya dia kemudian memilih pergi dengan alasan untuk kebaikan keluarganya. Sampai kini tak diketahui dimana Yusman Nur berada.
Makanya, menurut Krishna, Daeng Aziz bukan preman terbesar disana saat itu. Tapi Yusman Nur lah yang terbesar.

Bahkan, kata Krishna, Yusman Nur sebelumnya pernah menaklukkan orang nomor 1 di Kalijodo lewat pertikaian sebelum akhirnya memimpin organisasi besarnya di Kalijodo.

Setelah Yusman Nur pergi, kini giliran Daeng Aziz yang bercokol berkat pertikaian yang sebenarnya tak dimenangkan oleh siapapun, sebab berakhir dengan perdamaian yang dimediasi polisi.

Krishna mengaku tak tahu bagaimana perkembangan Daeng Aziz dan kelompoknya sekarang.

Tapi kala Ia jadi Kapolsek Penjaringan, Daeng Aziz itu setiap malam ada di bar dan rumah judi miliknya setiap malam.

Daeng Aziz masih memantau rumah judi dan bar-bar miliknya sendiri.

Makanya Krishna berujar, Daeng Aziz tak se-menakutkan yang dibicarakan warga Kalijodo. Dia biasa saja. Keangkeran yang digambarkan warga dan pemerintah setempat hanya 'mitos'.

http://wartakota.tribunnews.com/2016...ng-aziz?page=6

Daeng yg jadi orang nomor 2 di negeri ini lebih menakutkan emoticon-Big Grin

Orang tanah Mandar emang keras2, tiap tahun ada aja yg baku bacok, gak heran jadi orang kuat di kalijodo.

Bahkan preman Mandar umurnya udah diatas 60 tahun, baru keluar penjara ke 3 kali sekarang masih nenteng parang panjang kemana2.
Diubah oleh lanank.jagad 12-02-2016 10:38
0
22.3K
80
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan