Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ke5xAvatar border
TS
ke5x
Petisi untuk presiden: Stop penjualan Aset Bangsa #saveJICT
Berikut link tautan petisinya, mohon dukungannya ya agan2 smua.. Kita pasti tidak ingin aset strategis bangsa dijajah asing..

https://www.change.org/p/presiden-ri-joko-widodo-kembalikan-pengelolaan-gerbang-ekonomi-indonesia-kepada-anak-bangsa?just_created=true



Sebelumnya, ijinkan kami memperkenalkan diri. Kami adalah pekerja yang bergabung dalam organisasi Serikat Pekerja PT. Jakarta International Container Terminal (SP JICT). PT. JICT adalah perusahaan bongkar muat petikemas terbesar di Indonesia.

Dengan ini kami sampaikan petisi kepada Presiden RI Joko Widodo untuk mengembalikan pengelolaan Gerbang Ekonomi Nasional kepada Anak Bangsa.



Dalam kondisi tekanan krisis moneter di akhir dekade 90an, pemerintah memutuskan memenuhi permintaan IMF menjual beberapa asset negara untuk mengisi kas negara. Penjualan 14 persen saham pemerintah kepada Cemex, bulan September 1998, merupakan peristiwa pertama privatisasi dengan metode private placement, yakni penjualan saham langsung kepada investor strategis tanpa melalui bursa. Pada bulan Maret 1999, pemerintah menjual 51% saham pemerintah di JICT (anak perusahaan Pelindo 2) ke perusahaan Hongkong, Hutchison Port Holdings (HPH) dan selanjutnya 49% saham Terminal Petikemas Surabaya (TPS, anak perusahaan Pelindo 3) ke perusahaan Australia, P&O dan pada bulan Desember 2002, 41.94% saham Indosat dijual ke Singapore Technologies Telemedia (STT).


Hal yang sangat menyedihkan memang, karena perusahaan di atas tersebut adalah perusahaan yang strategis dan menguntungkan. Alhamdulillah, beberapa tahun setelah privatisasi beberapa aset bangsa berhasil dinasionalisasi kembali. Bahkan perusahaan seperti Semen Gresik setelah dikelola secara mandiri oleh anak bangsa sanggup go international membeli perusahaan semen di luar negeri seperti Vietnam.



Kami ikut merasa bangga atas keberhasilan mereka.



SPJICT juga mengapresiasi rencana yang pernah Pak Jokowi sampaikan untuk membeli kembali saham Indosat, selaras dengan komitmen Trisakti Presiden Jokowi yaitu “mencapai dan mewujudkan Indonesia yg berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan”.



PT. Jakarta International Container Terminal, perusahaan pelayanan bongkar muat petikemas baik ekspor maupun impor yang merupakan Gerbang Perekonomian Nasional pada tahun 1999 juga ikut dijual sahamnya pada saat itu. Selama 16 tahun berdiri, hingga saat ini JICT telah mampu melayani arus petikemas melalui Pelabuhan Tanjung Priok hingga 3 juta TEUs per tahun.

Setelah sekian lama diprivatisasi, empat tahun lagi yaitu tahun 2019, tanpa harus melakukan buy back dan dengan biaya yang minimal, JICT akan kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Hasil keuntungan JICT yang begitu besar, yang selama ini harus dibagi dengan pihak asing, akan sepenuhnya dikuasai negara dan dapat digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia.



Kami menunggu saat-saat itu dengan penuh optimisme.



Namun sungguh sangat mengagetkan hati kami, ketika Dirut Pelindo II, Bapak RJ Lino menyatakan akan memperpanjang konsesi JICT untuk 20 tahun ke depan sampai 2039 dengan alasan karyawan JICT dan Pelindo II tidak sanggup mengelola terminal petikemas terbesar di Indonesia ini.

Padahal selama 16 tahun JICT berdiri, putera-puteri terbaik bangsa telah mampu membuktikan kemampuannya dalam mengelola JICT sehingga mampu menjadi yang terbaik dalam pelayanan bongkar muat petikemas di Asia Pasifik.

http://industri.bisnis.com/read/20150625/98/446887/jict-kembali-raih-predikat-terminal-peti-kemas-terbaik-2015



Kami pun dari Serikat Pekerja sudah mengajukan keberatan kami. Haruskah konsesi JICT ke pihak asing diperpanjang lagi sampai 2039 sementara kita mampu mengelola sendiri dengan keuntungan bagi negara yang jauh lebih besar?

Pertanyaan kami ini tidak pernah ditanggapi serius. Bahkan kami dicap sebagai musuh negara dan diancam akan dipecat, sebagaimana yang pernah dia lakukan kepada 33 orang karyawan Pelindo 2 yang berani menyampaikan aspirasi yang berbeda.



Semua ini kami lakukan demi kepentingan bangsa dan negara serta demi prinsip Nawacita untuk “mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis domestik yang dikelola oleh Bangsa Indonesia”.

Haruskah pengelolaan Gerbang Ekonomi Indonesia diperpanjang lagi dengan asing? Apakah kami masih dianggap tidak mampu mengelola sendiri?

Jejak sukses Semen Gresik bisa kita ulangi lagi. STOP penjualan asset Negara kepada asing!



Dengan menandatangani petisi ini, maka kita menyelamatkan Negara dari kerugian yang sangat besar sampai 25 tahun ke depan.

http://www.merdeka.com/uang/serikat-pekerja-petikemas-priok-tolak-perpanjangan-konsesi-asing.html

http://www.koran-jakarta.com/?32660-perpanjangan+konsesi+jict+berpotensi+rugikan+negara



Selamatkan aset emas bangsa!
Diubah oleh ke5x 10-07-2015 17:07
0
10.1K
142
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan