DEBUR asmara gelap Eni – Kusnadi sederas curahan air di bendung Katulampa, Bogor. Karenanya, asal ketemu langsung koalisi ranjang. Tapi beberapa hari lalu kisah mesum mereka di dekat Bandung Katulampa kandas, gara-gara baru setengah main digerebek warga, dan kini jadi urusan polisi.
Belakangan kisah-kisah penyimpangan seksual semakin meruyak. Di mana-mana banyak ditemukan kasus sodomi. Sepertinya jagad ini dipenuhi manusia-manusia berkelakuan seperti ayam. Dari yang sudah tua bangkotan sampai ABG, berlomba-lomba dalam praktek “main belakang”. Padahal umat Nabi Luth dulu, gara-gara praktek homo secara masif, Allah mengadzabnya dengan gempa bumi puluhan skala richter (misalkan sudah ada alat ukurnya).

Kusnadi, 26, warga kota Bogor, memang belum seperti ayam. Sebagai lelaki normal, dia masih menyalurkan libidonya secara konvensional dan tradisional. Tapi masalahnya, penyaluran gairah itu bukan pada tempatnya. Dia sudah punya istri sendiri, tapi kenapa biyayakan (gentayangan) mengencani wanita lain yang bukan wilayah domainnya? Gara-gara mengejar kenikmatan sesaat itulah Kusnadi harus menginap di kantor polisi.

Sebagai lazimnya anak muda gaul, Kusnadi memang penggemar internet. Hampir setiap hari dia selalu menjelajahi dunia maya. Dari main FB, dia kemudian kenal dengan Eni, 24, yang penampilannya sangat lumayan. Setiap hari keduanya chating-chatingan, sehingga kemudian sepakat untuk ketemu di alam nyata.

Seperti Kusnadi, Eni sendiri belakangan juga penggila FB. Soalnya suaminya yang bekerja di Jakarta, hanya pulang seminggu sekali. Untuk membunuh rasa sepi, dia jadi demen menjelajahi dunia maya. Maka sebagaimana ajakan Kusnadi, dia langsung menyatakan setuju untuk tatap muka. Kala itu belum ada target-target tertentu. Yang penting kan ketemu dulu, setelah itu baru mengatur stategi, bagaimana langkah ke depan. Sekedar kenalan biasa, atau mau dilanjutkan dengan koalisi.

Begitu ketemu langsung ternyata sama-sama cocok. Bayangan Eni atas sosok Kusnadi tidak meleset. Begitu pula Kusnadi, penampilan Eni di alam nyata memang seindah warna aslinya. Karenanya, meski di rumah sudah ada istri, bila kemudian perempuan itu mengajak koalisi dan sekaligus eksekusi, siapa takut?

Sukses dengan tatap muka kali pertama, kunjungan berikutnya dilakukan langsung ke rumah Eni di Kampung Parung Banteng Kelurahan Katulampa Kecamatan Bogor Timur. Eni dengan berani menerima kenalan barunya ke rumah, karena suami memang tak di rumah. Nah, di sinilah petaka itu mulai hadir. Mentang-mentang suami tak tahu, ajakan Kusnadi untuk koalisi sekaligus eksekusi, disambut dengan gegap gempita.

Bila sebelumnya di dunia maya mereka sekedar chating, kini sudah saling pithing (dekap). Di kala bendung Katulampa terus menggelontorkan air 113 liter perdetik, mereka terus bergulat antara hidup dan mati. Dan sejak itu, keduanya menjadi ketagihan.

Deburan asmara mereka yang mencapai 500 liter perdetik, menjadikan setiap ketemu harus ada tindakan riel.

Lama-lama kehadiran Kusnadi yang selalu suami tak di rumah, menjadi pokok perhatian warga. Seperti yang terjadi beberapa malam lalu, ketika Kusnadi – Eni sedang menuntaskan gairah malamnya di kamar, penggerebekan dilangsungkan. Tentu saja keduanya kalang kabut. Kusnadi yang celamitan itu sempat jadi sasaran amuk, baru setelah itu mereka digelandange ke Polresta Bogor.

Anehnya, saat diperiksa keduanya kompak mengaku, baru sekali ini saja berhubungan intim.
Baru sekali, apa konangannya yang baru sekali?
Pos Kota