PROLOG
Quote:
“Maaf nih Mas Kusni jadi pulang telat gara gara saya..” Kata Pak Hernu sambil membukakan pintu utama rumahnya.
“Ah ga apa apa lah pak.. itung itung nambahin rejeki buat beli susu anak saya..” Kata Kusni sambil merogoh kantongnya mencari kunci motornya. Ia lupa menaruh kunci motornya dimana dan kemudian mencari di tas selempangnya, dicarinya di sela sela minyak urut dan ramuan lulur yang tersimpan rapi di tasnya itu.
“Ah ini dia” ucap Kusni dalam hati senang menemukan kunci motornya.
“Waahh.. motor baru nih Mas Kusni..” Kata Pak Hernu yang sudah berada di teras. “Vespa nya dikemanain?” Lanjutnya sambil melihat motor baru Kusni lebih dekat.
“Iya pak baru beli kemarin.. cicilan ringan setahun pak, dp nya juga murah, Vespa masih ada di rumah, rencananya saudara saya mau beli pak..” Jawab Kusni sambil menghampiri Pak Hernu.
“Oh begitu.. Baguslah, sukses berarti kamu jadi tukang urut..” Sahut Pak Hernu sambil menepuk punggung Kusni perlahan. Kusni mengangguk pelan dan sedikit tersenyum malu sambil melihat motor barunya yang masih mengkilap warnanya meskipun sudah malam.
“Ealah aku lupa ngasih bayaran kamu lhoo..” Kata Pak Hernu sambil menepuk jidatnya. “Duduk dulu sebentar, nanti saya ambil dulu dompet saya..” lanjutnya tidak membiarkan Kusni ngomong sambil bergegas masuk kembali ke dalam rumah.
Sambil menunggu Pak Hernu, Kusni mengeluarkan handphonenya dan segera menelepon istrinya yang pasti gelisah menunggu Kusni yang tak kunjung pulang, biasanya jam 7an dia sudah pulang, namun hari ini karena dia mendadak dipanggil Pak Hernu untuk ngurut dia dan istrinya, Kusni terpaksa pulang aga larut malam. Lagipula Pak Hernu sudah menjadi langganan Kusni yang paling setia, tidak enak Kusni menolaknya.
“Yasudah.. mas udah mau pulang ini.. paling ga sampe setengah jam juga sudah sampai di rumah.. Aku tutup yaa? Assalamualaikum..” Sahut Kusni menutup pembicaraan dengan istrinya.
“Iya hati hati mas, Waalaikumsalam..” Jawab Istrinya.
Baru saja Kusni menutup telepon, Pak Hernu sudah muncul membawa amplop coklat berisikan uang.
“Saya kasih lebih 100 buat beli susu anak kamu..” Kata Pak Hernu sambil memberikan amplop coklatnya ke Kusni, Kusni sumringah mendengar Pak Hernu bilang begitu.
“Aduh pak, saya jadi ga enak.. terimakasih banyak, Pak..” Kata Kusni.
Tak lama kemudian Kusni pamit dan beranjak pulang. Hatinya senang karena mendapatkan uang lebih meskipun harus pulang sedikit larut dari biasanya hingga jalanan sudah terlihat sepi.
Kusni tak lewat jalan biasanya malam ini. Ia lewat jalan pintas yang lebih sepi dari yang biasa ia lalui. Ia ingin segera pulang untuk bertemu buah hatinya yang masih bayi itu dan istri tercintanya yang baru ia nikahi setahun ini. Dari belakang terdengar raungan knalpot racing murahan 2 tak yang ia benci karena sangat mengganggu bunyinya. Tiba tiba motor itu menyalipnya dan mengerem mendadak di depan Kusni, kemudian beberapa motor muncul dari samping kiri dan kanannya, Kusni kebingungan akan apa yang sedang terjadi.
“WOIY! SINIIN GA MOTOR LO!! KLO GA GW BACOK LO!”
………….
………
….
.
“Tadi malam warga kota Depok dihebohkan dengan penemuan mayat seorang lelaki yang nampaknya menjadi korban pembegalan yang sudah keempat kalinya terjadi di sekitar wilayah Depok dalam selang waktu dua minggu terakhir. Mayat ditemukan dalam posisi telungkup dengan luka bacokan di sekujur punggung dan tangannya, diduga korban meninggal karena kehab..”
Tayangan berita di televisi itu membuat sosok ini geram hingga mematikan televisinya..
Quote:
Gila..
mereka makin gila..
Aku ga bisa diam begini saja.
Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi..
Untuk Menghakimi.
Karena dialah..
Sang Hakim.