Wah kontes kartinian
Ikut gak yaaaaa
-----
Turut meramaikan, Ikutan dong

Kartiniku : Melihat Sosok Inspirasi dari Seorang Ibu

Namanya Heri Sulistyo W. dia adalah Ibu saya. Ketika hanya melihat melalui nama mungkin banyak yang mengira dia adalah laki-laki, ya namanya memang seperti laki-laki Tapi dia tetap cantik dan menjadi sosok seorang Ibu yang baik bagi anak-anaknya. Dan hatinya itu, oh hatinya itu begitu menginspirasi saya. Kalau ditanya mengapa memilih ibu sebagai sosok "Kartiniku" ijinkan saya bercerita tentang karakter dan pemikiran-pemikirannya yang begitu menginspirasi saya ya gan/sist,

1. Hati yang selalu penuh kebaikan.
Setiap kali pergi dengan Ibu, ketika di jalan sedang ada yang meminta sumbangan untuk pembangunan masjid ataupun jalan, dia selalu menyuruh saya untuk memelankan kendaraan yang sedang saya kendarai "Pelan-pelan Rin, Ibu mau kasih ini ke mereka." Bukan hanya di jalan, Ketika ada tayangan di televisi tentang anak-anak kecil yang menderita penyakit dia kadang sedih, setelah mencatat nomer rekening untuk tampungan dana dia mengambil uang di lemari dan menyuruh saya ke atm, "tolong kamu transfer ini ke rekening ini ya"

Jujur saja, saya gak tau apa yang memotivasi Ibu untuk melakukan hal-hal itu. Tapi mungkin juga, hal ini yang membuat rejekinya ada saja.

2. Tidak pernah mengeluh
Ibu itu sudah melewati operasi pengangkatan rahim akibat tumor yang menyerang, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan fungsi ginjal yang sudah tidak 100% juga, sehingga Ibu harus kembali ke rumah sakit setiap bulannya untuk memastikan kondisi kesehatannya stabil. Pernah kah saya mendengar ibu mengeluh? nggak pernah tuh

Saya pernah tanya ke ibu "Ibu, ibu gak bosan ya ke rumah sakit tiap bulan?" itu pertanyaan agak bodoh sih yang ditanyakan seorang anakLalu Ia hanya menjawab "Ya mau gimana lagi? kan supaya ibu tetep sehat" Padat kan jawabannya, dia tetap fokus dengan apa yang Ia bisa lakukan.

3. Bisa di ajak diskusi dan memiliki wawasan yang luas.
Serunya kalau berdiskusi dengan ibu itu karena dia memiliki wawasan yang luas, ngobrolin macam-macam mulai dari berita terkini sampai berita-berita lama yang buming pada masanya.

Ketika mendengar lirik lagu "marsinah kau termarjinal kan..." saya penasaran sekali dengan kasus "Marsinah" perempuan asal Nganjuk (Ibu berasal dari Nganjuk juga) yang pada jamannya kasusnya tidak terungkap dan saya pun sulit mencari Informasi di google, saya bertanya ke Ibu dan ibu bisa banget menjelaskan semuanya.

Gila! Keren banget kan dia!

4. Memberi nasehat tanpa adanya "Judgement."
Saya ingat ketika saya kesal dengan situasi yang sedang ada dirumah dan memutuskan untuk pergi liburan lebih dari dua minggu lamanya, dan jarang memberikan kabar. Ibu bukannya memarahi saya dan menyuruh cepat pulang, dia mengatakan kepada saya "Sejauh apapun kamu pergi, Jangan lupa untuk selalu memberi kabar, jangan sampai lupa jalan pulang." tau terus apa yang gue lakuin? gue pulang. syedih bok, kangen ibu juga

Mungkin karena dia selalu membiarkan saya melakukan apapun yang saya mau, namun ketika sudah melewati batas dia rasa perlu memberi tahu saya juga.

Ibu juga selalu menghubungi saya ketika saya main dan waktu maghrib belum pulang, Ia ingin memastikan saya aman dan baik-baik saja. Kalau teman-teman kaskus tau kenapa saya sudah ribet minta pulang ketika sudah lewat maghrib, ya karena ibu selalu telp saya saat itu

5. Ia selalu ada dan memberikan waktu 100% untuk anak-anaknya.
Saya tau, teman-teman Ibu saat sekolah di tahun 70an dulu sekarang sudah banyak yang menjadi pejabat. Saya tau pendidikan ibu saat itu termasuk pendidikan tinggi. dimana ia seharusnya memberikan penyuluhan kepada petani-petani di desa. Namun ibu memilih untuk tidak bekerja dan menjadi fulltime housewife. Dia tidak pernah tuh menyesal atas pilihannya, dia tidak pernah minder untuk bertemu teman-temannya meski tidak memiliki jabatan yang tinggi. Karena Dia "selalu ada" untuk anak-anaknya, memberikan waktu dan kasih sayang untuk anak-anaknya.

Termasuk saat saya meminta dia untuk berfoto bersama saya dan memegang kertas diatas, dia hanya bilang "kamu jangan nulis macam-macam tentang ibu ya!" Hahahahaha.

Asli. Kalau mengingat semua ini rasanya makin terharu.
Menuliskan cerita diatas pun sambil terharu, kagum, dan bangga.

Saya beruntung memiliki Ibu yang bisa menginspirasi saya.

Dear readers, Titip salam untuk semua Ibu atau Perempuan yang menginspirasimu, Sosok Kartini yang karakternya masih terus hidup hingga masa kini. Titip peluk dari jauh dan ucapkan terimakasih telah menginspirasi.

with love,
K-
(yendsss)