Sebelumnya perkenalkan, ane adalah mahasiswa fakultas psikologi, jadi kerjaannya ya yang pasti deal with human lah ya.
Dan salah satu yang ane pelajari ituu adalah tentang.... MIMPI....


Ane cuma mw share aja apa yang ane pelajarin di kuliah supaya ga sia-sia amat dan sekaligus berbagi wawasan..

Awalnya mikir bahwa mimpi itu cuma bagian dari fantasi di malam hari aja, ga ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari...
Namun, ternyataa MIMPI adalah satu hal yang seru banget untuk dipelajariii... Banyak hal-hal baru yang ane pelajarin...

Nah karena gamungkin bahas seluruhnya tentang mimpi (karena membutuhkan seminar semalam suntuk), maka ane coba persingkat aja apa yang ane mau bagikan...

Ane yakin kita semua pernah bermimpi. Tapi apa sih mimpi itu yang sebenarnya?
Berikut ane sodorkan beberapa arti mimpi dari berbagai pendekatan.. Silahkan disimak dengan baik-baik yaa!

1. Mimpi adalah bentuk permohonan tidak sadar

Pernyataan ini pertama kali dinyatakan oleh Sigmund Freud seorang tokoh psikoanalisis ternama pada zamannya. Freud mengatakan bahwa mimpi merupakan ekspresi dari keinginan, motivasi yang sama sekali tidak kita sadari.
Jadi kalo misalkan kalian mencoba untuk mengerti atau mengartikan arti mimpi kalian sendiri, hasilnya adalah nihil, karena kalian sama sekali tidak menyadari apa dibalik isi mimpi tersebut. Banyak hal-hal yang kita lihat di dalam mimpi merupakan topeng yang menutupi hal-hal yang sebenarnya.



Contohnya aja ya:
Kalo kalian tiba-tiba dalam mimpi menemukan objek ular, hal tersebut bisa diintepretasikan bahwa kalian secara ga sadar memiliki hasrat seksual yang menekan. Ular digambarkan sebagai topeng dari “penis”

Intinya, mimpi kita adalah bagian dari hidup kita yang misterius. Kalau agan bener-bener pengen ngerti arti mimpi diri sendiri, silahkan datang ke salah satu profesi yang jarang ada di Indonesia yaitu psikoanalis. Mereka adalah seorang professional di bidangnya dan ga sama seperti dukun atau peramal karena pekerjaan yang mereka lakukan telah terbukti secara ilmiah.

2. Mimpi adalah usaha untuk menghadapi masalah

Pernyataan ini berlawanan dengan pendekatan sebelumnya. Menurut pendekatan ini, mimpi merefleksikan dan mencerminkan hal-hal sadar yang kita kerjakan dalam kehidupan nyata seperti pekerjaan, kesehatan, dan hubungan dengan orang lain.


Contoh konkretnya:
Pernahkah kalian (para siswa/mahasiswa) bermimpi kalian tidak bisa menyelesaikan ujian, menerima lembar ujian yang salah atau bermimpi tidak menemukan ruangan ujian. Hal tersebut kemungkinan mengekspresikan kekuatiran dan kecemasan anda tentang pendidikan.

Hal yang menarik dari pernyataan ini adalah mimpi juga menyediakan akses, jalan, atau cara agar kita dapat menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi. Namun permasalahannya adalah seringkali kita tidak mengingat apa yang kita mimpikan ketika kita bangun dari tidur dan menuju aktivitas sehari-hari di dunia nyata. Beberapa dari kita tidak mengingat sama sekali, beberapa dari kita mengingat hanya sebagian atau sepotong cuplikan saja, dan sangat sedikit orang yang mengingat seluruh cerita mimpi yang dirasakan semalam.

Semua yang kita mimpikan tinggal di dalam memori. Pertanyaannya adalah apakah kita mampu mengakses kembali apa yang kita mimpikan? Kebanyakan jawaban tidak. Namun hal tersebut dapat dilatih, melalui membiasakan menulis “jurnal mimpi”. Setiap bangun dari tidur, sediakan waktu 5 menit untuk menulis isi mimpi anda dan merefleksikannya relevansinya dalam kehidupan sehari.

3. Mimpi adalah berpikir

Penjelasan dari pernyataan ini hampir sama dengan pernyataan sebelumnya. Namun, pendekatan ini menjelaskan bahwa mimpi tidak menyediakan cara atau jalan untuk menyelesaikan masalah.



Pada pendekatan ini, mimpi disamakan seperti proses berpikir manusia di kehidupan nyata. Hal ini didukung oleh salah satu penjelasan biologis manusia. Salah satu bagian otak yaitu cerebral cortex yang berperan dalam menjelaskan persepsi dan proses kognitif manusia biasanya aktif ketika kita sedang beraktivitas sehari-hari. Ketika kita bermimpi, bagian otak yang sama juga bergerak aktif. Atas dasar ini, mimpi disamakan seperti proses berpikir manusia. Perbedaannya adalah ketika kita tidur, input sensoris otak dan saraf pergerakan tubuh tidak terhubung.

Nahh skarang silahkan agan boleh kasi pendapat agan tentang hal-hal yang disebutkan diatas. Kalian setuju dengan yang mana, atau kalian mungkin punya pendapat lain? Boleh aja di comment langsung pendapatnya

Terakhir, sesuai kode etik... ane harus menyertakan daftar pustaka.. Biar ga melanggar hak cipta..
Wade & Travis. (2012). Invitation to psychology. New Jersey: Pearson.

SEMOGA BERMANFAAT

Lalu jika BERKENAN, boleh dong di:

Makasih buat respon-responnya:

1. kepercayaan atau objektivitas??