- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[intel plokis pada mandeg neh?] Polisi: Kita Harus Lebih Cerdas dari Begal
TS
usd.888k
[intel plokis pada mandeg neh?] Polisi: Kita Harus Lebih Cerdas dari Begal
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul menyatakan, masyarakat dan polisi harus bekerja sama mengantisipasi pembegalan yang marak di ibukota. Publik diminta mengantisipasi tindak kejahatan di jalan raya itu dengan lebih cerdas.
"Kita harus lebih cerdas dibandingkan para pelaku," kata Martinus di Jakarta, Rabu (25/2).
Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengetahui pola kejahatan yang dilakukan para begal. Martinus memaparkan, sebelum melancarkan pencurian dengan kekerasan di jalan raya, para begal biasanya terlebih dulu melakukan pemetaan terhadap lokasi dan calon korban.
Martinus menjelaskan, tak jarang para begal mengelabui polisi yang melaksanakan patroli rutin."Itu diingat-ingat oleh mereka. Kalau dilewati patroli, polisi tidak akan menemukan barang bukti apapun. Mereka berdalih menunggu teman dan sebagainya," ujar Martinus.
Analisis sementara lanjut Martinus, para begal bukan perorangan melainkan kelompok yang dibentuk berdasarkan kekerabatan dan kedekatan daerah. Martinus menduga, kelompok yang belakangan ini beraksi di ibukota merupakan komplotan asal Lampung, Pandeglang, Bekasi, Karawang dan Bogor.
Mereka umumnya beraksi di kawasan penyangga Jakarta, termasuk Depok, Jawa Barat. Mengantisipasi jatuhnya korban begal selanjutnya, Martinus memastikan akan mengejar komplotan tersebut hingga ke daerah Sumatera.
Untuk menjerat para pelaku, anggota polisi berencana menyamar menjadi warga yang dapat dijadikan sasaran begal. "Supaya kami bisa langsung melakukan penindakan," kata Martinus.
Kepolisian saat ini masih mengkaji kemungkinan kompoltan ini merupakan geng motor atau kelompok penjahat yang pernah beraksi sebelum awal tahun ini. Polisi juga memetakan para residivis yang belakangan baru keluar dari lembaga pemasyarakatan.
Tim Pemburu Begal
Martinus menuturkan, kepolisian telah membentuk tim khusus pemburu para begal. Setiap Polres memiliki satu tim yang terdiri dari 12 anggota polisi.
Polda Metro Jaya telah menurunkan tiga tim yang bertugas untuk menganalisis, mencegah, dan mengejar para pelaku begal. Para personel kepolisian disebut telah dikerahkan ke lokasi yang rawan pembegalan, seperti tempat yang sepi lalu lintas dan tidak dilengkapi penerangan jalan.
Martinus juga berjani akan mengintensifkan pos-pos pantau. Masyarakat juga diminta melakukan tindakan preventif dengan menggunakan helm saat berkendara serta tidak sibuk bermain ponsel saat berada di jalan.
Lebih dari itu, setidaknya harus ada kerabat yang mengetahui tujuan berkendara. Martinus meminta publik menghiraukan informasi berantai tentang pembegalan yang belakangan tersebar melaluk pesan singkat. "Itu hoax, tolong diabaikan saja dan tidak disebarkan karena akan menimbulkan kecemasan," katanya.
Selain itu mewaspadai orang-orang baru di sekitar tempat tinggal juga penting dilakukan, mengingat pelaku begal kerap mengontrak rumah atau indekos di pinggiran Jakarta. Untuk itu, komunikasi dengan perangkat RT maupun RW vital dilakukan.
Sebelumnya, aksi begal sering terjadi di sekitar ibukota. Selasa (24/2), pembegalan di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, berhasil digagalkan calon korban. Namun peristiwa tersebut berlanjut dengan pengadilan jalanan. Seorang begal tewas di tempat setelah dianiaya dan dibakar massa. Tiga rekannya hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Martinus menuturkan, sebenarnya aksi pembegalan di Jakarta berkurang dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Akan tetapi, menurutnya kualitas kejahatan yang terjadi meningkat. (rdk)
"Kita harus lebih cerdas dibandingkan para pelaku," kata Martinus di Jakarta, Rabu (25/2).
Pernyataan ini dikeluarkan setelah mengetahui pola kejahatan yang dilakukan para begal. Martinus memaparkan, sebelum melancarkan pencurian dengan kekerasan di jalan raya, para begal biasanya terlebih dulu melakukan pemetaan terhadap lokasi dan calon korban.
Martinus menjelaskan, tak jarang para begal mengelabui polisi yang melaksanakan patroli rutin."Itu diingat-ingat oleh mereka. Kalau dilewati patroli, polisi tidak akan menemukan barang bukti apapun. Mereka berdalih menunggu teman dan sebagainya," ujar Martinus.
Analisis sementara lanjut Martinus, para begal bukan perorangan melainkan kelompok yang dibentuk berdasarkan kekerabatan dan kedekatan daerah. Martinus menduga, kelompok yang belakangan ini beraksi di ibukota merupakan komplotan asal Lampung, Pandeglang, Bekasi, Karawang dan Bogor.
Mereka umumnya beraksi di kawasan penyangga Jakarta, termasuk Depok, Jawa Barat. Mengantisipasi jatuhnya korban begal selanjutnya, Martinus memastikan akan mengejar komplotan tersebut hingga ke daerah Sumatera.
Untuk menjerat para pelaku, anggota polisi berencana menyamar menjadi warga yang dapat dijadikan sasaran begal. "Supaya kami bisa langsung melakukan penindakan," kata Martinus.
Kepolisian saat ini masih mengkaji kemungkinan kompoltan ini merupakan geng motor atau kelompok penjahat yang pernah beraksi sebelum awal tahun ini. Polisi juga memetakan para residivis yang belakangan baru keluar dari lembaga pemasyarakatan.
Tim Pemburu Begal
Martinus menuturkan, kepolisian telah membentuk tim khusus pemburu para begal. Setiap Polres memiliki satu tim yang terdiri dari 12 anggota polisi.
Polda Metro Jaya telah menurunkan tiga tim yang bertugas untuk menganalisis, mencegah, dan mengejar para pelaku begal. Para personel kepolisian disebut telah dikerahkan ke lokasi yang rawan pembegalan, seperti tempat yang sepi lalu lintas dan tidak dilengkapi penerangan jalan.
Martinus juga berjani akan mengintensifkan pos-pos pantau. Masyarakat juga diminta melakukan tindakan preventif dengan menggunakan helm saat berkendara serta tidak sibuk bermain ponsel saat berada di jalan.
Lebih dari itu, setidaknya harus ada kerabat yang mengetahui tujuan berkendara. Martinus meminta publik menghiraukan informasi berantai tentang pembegalan yang belakangan tersebar melaluk pesan singkat. "Itu hoax, tolong diabaikan saja dan tidak disebarkan karena akan menimbulkan kecemasan," katanya.
Selain itu mewaspadai orang-orang baru di sekitar tempat tinggal juga penting dilakukan, mengingat pelaku begal kerap mengontrak rumah atau indekos di pinggiran Jakarta. Untuk itu, komunikasi dengan perangkat RT maupun RW vital dilakukan.
Sebelumnya, aksi begal sering terjadi di sekitar ibukota. Selasa (24/2), pembegalan di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, berhasil digagalkan calon korban. Namun peristiwa tersebut berlanjut dengan pengadilan jalanan. Seorang begal tewas di tempat setelah dianiaya dan dibakar massa. Tiga rekannya hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Martinus menuturkan, sebenarnya aksi pembegalan di Jakarta berkurang dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Akan tetapi, menurutnya kualitas kejahatan yang terjadi meningkat. (rdk)
apa harus tim mawar yang turun tangan ...
sumur
Diubah oleh usd.888k 26-02-2015 03:12
0
5.4K
Kutip
47
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan