Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kerbau21Avatar border
TS
kerbau21
Isi Rekaman blackbox AirAsia QZ8501 ( Clue berdasarkan kata penyidik)
Berikut isi pernyataan penyidik mengenai isi rekaman blacbox AirAsia QZ8501.

Karena tidak akan dibuka ke publik, maka mereka semua pantas dicurigai isi pernyataanya. Biasanya saat merek menyangkal, sebenarnya itu lah isi yang terjadi.

Zaman gini.............masih saja merahasiakan isi BlackBox, wong EDANNNN


Jakarta (Reuters)- Penyidik Indonesia mengatakan hasil temuan mereka hari Senin bahwa sejauh ini tidak ada bukti keterlibatan teroris dalam kecelakaan AirAsia bulan lalu yang menyebabkan korban jiwa 162 orang.
Andreas Hanato mengatakan kepada reuters bahwa timnya yang terdiri dari 10 orang penyidik KNKT tidak menemukan indikasi kuat adanya “ancaman” yang terekam selama penerbangan AirAsia Flight QZ8501.
Pesawat Airbus A320-200 itu hilang dari layar radar pada tanggal 28 Desember 2014, pada saat perjalanan kurang dari setengah jarak tempuh dari kota terbesar kedua di Indonesia Surabaya menuju Singapura, sejauh ini tidak ada korban selamat.
Saat ditanya apakah ada bukti yang terdapat di alat perekam menjurus kepada keterlibatan teroris, Hanato menjawab, “ Tidak”. Karena jika ada keterlibatan teroris maka akan terekam ancaman atau sejenisnya. Rekaman menunjukan hanya keadaan kiritis dan bahwa pilot sangat sibuk berusaha mengendalikan pesawat. Para penyidik mengatakan bahwa mereka sudah mendengar semua bagian rekaman namun baru setenganya di transkrip. “Kami tidak mendengar ada suara lain kecuali pilot, kata Nurchayo Utomo, penyidik yang lain mengatakan . “ Kami tidak mendengar suara tembakan, atau ledakan. Oleh karea itu kita mengesampingkan kemungkinan keterlibatan teroris.
Utomo mengatakan bahwa penyidik dapat dengan jelas mendengarkan hampir semua dari isi rekaman yang ada di kedua blackbox tersebut. Bagian lainya adalah Flight Data recorder yang diangkat dari reruntuhan pesawat tersebut di dasar laut Jawa.
Dia menolak untuk memberikan rincian terhadap apa yang terjadi pada saat-saat akhir kecelakaan tersebut, mengacu kepada undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Pihak berwenang Indonesia mengatakan bahwa kondisi cuaca sepertinya penyebab utama dari kecelakaan tersebut.
Seperti yang diutarakan oleh Hananto, bukti menunjukkan bahwa sepertinya ledakan tidak terjadi sebelum pesawat jatuh, hal ini bertolak belakang dengan teori yang disampaikan oleh pihak BASARNAS minggu lalu. Dari data Flight Data Recorder sampai sejauh ini tidak menunjukkan adanya ledakan. Hanato juga mengatakan. “Jika terjadi ledakan maka akan dapat terlacak karena hal itu bisa ditunjukkan oleh beberapa parameter dalam Fligh Data Recorder. Ada sebanyak 1200 parameter. Menit-menit akhir dari penerbangan AirAsia itu dipenuhi dengan suara mesin dan suara alarm peringatakan dan semuanya itu akan dipilah-pilah untuk mendapatkan transkrip yang lengkap mengenai apa yang terjadi di kokpit. Demikan kata Hananto, seorang penyidik yang sudah bekerja semenjak tahun 2009.
Bagian pertama dari dua jam rekaman pembicaraan sudah di transkrip. Termasuk suara dari penerbangan sebelumnya dan permulaan pembicaraan dari penerbangan QZ85012 yang jatuh sekitar 40 menit setelah lepas landas.
Tim ini juga bekerjasama dengan tim penyidik keselamatan penerbangan dari Perancis, Singapura dan Tiongkok, semua berharap untuk menyelesaikan transkrip dari rekaman tersebut dalam minggu ini, kata Hananto.
Dengan menggunakan tujuh komputer dan berbagai peralatan audio, laboratorium kecil milik KNKT dibagi dua dan diperuntukkan khusus untuk penyelidikan AirAsia. Satu ruangan untuk menyelidiki rekaman percakapan dan lainya untuk Flight Data Recorder.

Analisis terhadapa Flight Data Recorder akan memakan waktu yang lebih lama., Hananto mengatakan hal tersebut karena para penyidik akan melakukan examinasi terhadap 72 penerbangan sebelumnya oleh pesawat tersebut.
Para penyidik berharap bisa menyelesaikan laporan awal terhadap jatuhnya pesawat AirAsia minggu depan. Laporan lengkap akan memakan waktu sampai setahun, namun tidak mengikutsertakan isi rekaman pembicaraan didalam pesawat. Di Negara Indonesia, isi rekaman pembicaraan masih dilarang untuk dibuka ke pihak umum, kata Tatang Kurniadi, ketua KNKT. “ Hanya beberapa temuan penting yang akan disertakan”.
- See more at: http://www.straitstimes.com/news/asi....P11CdxVg.dpuf

AKARTA (REUTERS) - Indonesian investigators said on Monday they had found no evidence so far that terrorism played a part in the crash of an AirAsia passenger jet last month that killed all 162 people on board.

Andreas Hananto told Reuters that his team of 10 investigators at the National Transportation Safety Committee (NTSC) had found "no threats" in the cockpit voice recordings to indicate foul play during AirAsia Flight QZ8501.

The Airbus A320-200 vanished from radar screens on Dec 28, less than halfway into a two-hour flight from Indonesia's second-biggest city of Surabaya to Singapore. There were no survivors.

When asked if there was any evidence from the recording that terrorism was involved, Hananto said: "No. Because if there were terrorism, there would have been a threat of some kind." "In that critical situation, the recording indicates that the pilot was busy with the handling of the plane." Investigators said they had listened to the whole of the recording but transcribed only about half. "We didn't hear any voice of other persons other than the pilots," said Nurcahyo Utomo, another investigator. "We didn't hear any sounds of gunfire or explosions. For the time being, based on that, we can eliminate the possibility of terrorism."

Utomo said that investigators could hear "almost everything"on the recording contained in one of the flight's two "black boxes". The other is the flight data recorder, and both have been recovered from the wreckage at the bottom of the Java Sea.

He declined to give details about what was said during the doomed flight's final moments, citing Indonesian law.

Indonesian authorities have said that bad weather was likely to have played a part in the disaster.

According to Hananto, evidence also showed that an explosion was unlikely before the plane crashed, disputing a theory suggested by an official from the National Search and Rescue Agency last week. "From the (flight data recordings) so far, it's unlikely there was an explosion," Hananto said. "If there was, we would definitely know because certain parameters would show it. There are something like 1,200 parameters." The final minutes of the AirAsia flight were full of "sounds of machines and sounds of warnings" that must be filtered out to get a complete transcript of what was said in the cockpit, said Hananto, who has been an air safety investigator since 2009.

The first half of the two-hour long cockpit voice recording has been transcribed. That includes audio from the previous flight and the beginning of Flight QZ8501, which crashed around 40 minutes after takeoff.

The team, which is working with French, Singaporean and Chinese air safety investigators, hopes to finish transcribing the recording this week, Hananto said.

With seven computers and various audio equipment, the small NTSC laboratory dedicated to the AirAsia investigation is split into two rooms; one for the cockpit voice recorder and the other for the flight data recorder.

Analysis of the flight data recorder would take longer, Hananto said, because investigators were examining all 72 previous flights flown by the aircraft.

Investigators hope to finish a preliminary report on the crash early next week. The full report could take up to a year, but will not include the entire cockpit voice transcript. "In Indonesia it remains undisclosed," said Tatang Kurniadi, chief of the NTSC. "Just some important highlights will be included in the report.

- See more at: http://www.straitstimes.com/news/asi....P11CdxVg.dpuf
0
12.8K
37
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan