Merdeka.com - Presiden Joko Widodo sudah mencalonkan Komjen Budi Gunawan menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman. Tetapi kini Kalemdikpol itu tersangkut kasus korupsi yang tengah disidik KPK.
Sejumlah perwira tinggi bintang tiga pun mencuat menggantikan posisi Budi. Baik Kompolnas maupun Indonesia Police Watch (IPW) memprediksi posisi Kapolri akan diisi jenderal jebolan Akpol 1982-1983.
Menanggapi kabar tersebut Sutarman menyerahkan sepenuhnya keputusan pada Presiden Joko Widodo. Namun baginya regenerasi di tubuh Polri harus tetap berjalan.
"Itu kewenangan Presiden, mau kapan saja itu hak prerogatif Presiden, kita menghormati. Regenerasi harus dilakukan. Saya kan sebentar lagi pensiun (Oktober), saya pun harus menyiapkan regenerasi itu," ucap Sutarman di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/12).
Berikut profil barisan jenderal Bhayangkara calon kapolri:
Spoiler for 1:
1.Wakapolri Komjen Badrodin Haiti
Merdeka.com - Komisaris Jenderal Badrodin Haiti merupakan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri). Dia menjadi orang nomor dua di Korps Bhayangkara menggantikan Komjen Oegroseno yang pensiun.
Badrodin merupakan alumnus terbaik Akademi Kepolisian 1982 (peraih Adhi Makayasa). Perwira tinggi kelahiran 24 Juli 1958 itu pernah menjabat sebagai Kapolda Banten, Kapolda Sulawesi Tengah dan Kapolda Sumatera Utara.
Nama Badrodin sempat masuk dalam jajaran polisi bereking gendut. Dia tercatat memiliki harta Rp 2 miliar dan US$ 4.000. Badrodin juga membeli polis asuransi pada PT Prudential Life Assurance Rp 1,1 miliar. Hal itu tercatat dari laporan hasil analisis PPATK tanggal 24 Maret 2008.
Spoiler for 2.:
2. Komisaris Jenderal Dwi Priyatno
merupakan jebolan Akademi Kepolisian seangkatan dengan Wakapolri Komjen Badrodin Haiti. Dwi diketahui berpengalaman dalam bidang lalu lintas (lantas).
Nama Dwi mulai dikenal saat menjadi Kapolda Metro jaya. Dia adalah Kapolda Metro Jaya tersingkat kedua yang pernah menjabat setelah Irjen Pol Timur Pradopo. Dwi hanya menjabat sekitar lima bulan.
Pria kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, 12 November 1959 itu kini menjabat sebagai Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Polri pengganti Komjen Pol Anton Bachrul Alam. Dwi mengawali karier di kepolisian sebagai Kapolsektif Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat.
Spoiler for 3.:
3.Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri Komjen Putut Eko Bayuseno
merupakan lulusan Akpol 1984. Pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 28 Mei 1961 itu berpengalaman dalam bidang lantas.
Putut termasuk perwira dengan karier yang mengkilap. Seiring naiknya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden pada 20 Oktober 2004, Putut pun ditugaskan sebagai ajudan presiden selama lima tahun (2004-2009).
Naik pangkat sebagai jenderal, Putut ditugasi sebagai Wakapolda Metro Jaya (2009-2011), Kapolda Banten (2011) lalu mendapat pangkat Irjen Polisi dan terakhir menjabat Kapolda Jawa Barat (2011-2012).
Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Komjen Putut Eko Bayuseno.
Spoiler for 4.:
4.Kabareskrim Komjen Suhardi Alius
Merdeka.com - Komisaris Jenderal Suhardi Alius masuk bursa calon kapolri merupakan polisi termuda dengan tiga bintang di pundaknya. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) itu masuk bursa Kapolri.
Karier Pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1962 itu terbilang moncer dibanding rekan seangkatannya di Akademi Kepolisian 1985. Mantan Wakapolda Metro Jaya itu merupakan yang pertama promosi menjadi Komjen dibanding rekan satu litingnya.
Tercatat dalam waktu kurang lebih satu tahun Suhardi tiga kali berganti jabatan, yakni Kadiv Humas Mabes Polri, Kapolda Jawa Barat dan Kabareskrim. Pada 24 November 2013, Suhardi resmi menggantikan Komjen Sutarman yang promosi menjadi Kapolri.
Spoiler for tambahan:
update
Quote:
Jakarta - Kabaharkam Komjen Putut Eko Bayuseno disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon Kapolri. Mantan Kapolda Metro Jaya yang juga Akpol 1984 ini juga memiliki karier yang moncer. Dia pernah menjadi Kapolda Jabar dan juga Kapolda Banten.
Dari data LHKPN yang dilihat detikcom, Rabu (24/12/2014), mantan ajudan SBY ini memiliki total harta Rp 7,1 miliar. Putut terakhir melapor pada 1 Juni 2013.
Adapun rincian total harta tak bergerak Putut senilai Rp 3,3 miliar yang terdiri atas tanah dan bangunan 1 di Manado, 1 di Surabaya, dan 2 di Malang.
Sedang harta bergerak Putut yakni alat transportasi dengan nilai total Rp 850 juta yang terdiri atas Toyota Camry, Toyota Kijang, Honda CR-V.
Putut juga memiliki harta bergerak lain senilai Ro 8,3 juta yang terdiri atas logam mulia dan benda bergerak lain. Juga surat berharga Rp 526 juta, dan giro setara kas Rp 2,3 miliar dan USD 83.421
"Kalau menurut saya, nilai rekening saya wajar," kata Putut pada 2013 lalu mengenai jumlah rekeningnya.
Putut cukup sukses saat menjabat Kapolda Metro sehingga dia pun naik menjadi Kabaharkam yang bintang tiga. Apakah karier selanjutnya Putut di posisi Kapolri? Kita tunggu keputusan Jokowi.