3 Hari lalu, tepatnya tanggal 7 Januari 2015 kita lagi2 mendengar berita serangan teror yang sangat keji dan brutal. Hal ini semakin mengejutkan

Setelah beberapa pekan sebelumnya juga terjadi aksi teror sejenis yang menimpa sekolah dasar di pakistan dan juga serangan teror yang melanda australia.

Tetapi kali ini TS hanya akan fokus terhadap serangan teror yang melanda Media Tabloid Prancis Charlie Hebdo. Sebenarnya dibalik kasus tersebut apakah bisa ditemukan siapa yang salah dan siapa yang benar???...Jangan Salah Faham Dulu..Lebih baimari kita bahas sendi demi sendi mengenai kasus ini..

Satu Frase yang merupakan mantra yg terkadang sangat efektif bagi kaum media untuk membela hak2 penyiarannya. Memang benar, kebebasan berbicara memang sangat diperlukan oleh semua orang terutama bagi media agar lebih nyaman dan terbuka dalam menyampaikan berbagai hal dan beberapa kritik.

Saya akan mengutip satu frase dari seorang filsuf prancis, Voltaire : "Saya tidak setuju dengan apa yang harus Anda katakan, tapi saya akan membela sampai mati hak Anda untuk mengatakannya."

Tetapi, apakah kritik itu bermaksud penghinaan?? Jelas bukan, dan perbedaan antara kritik dan penghinaan bagai langit dan dasar sumur-jika boleh saya analogikan seperti itu.

Pertanyaan selanjutnya, sejauh mana efektivitas penghinaan sebagai cara menyampaikan kritik? Lebih lanjut, apakah Yesus yang harus dihina saat seorang Kristen melakukan perampokan, pembunuhan, rudapaksaan?

Apakah muhammad yang harus dihina saat seorang muslim melakukan perampokan, pembunuhan dan rudapaksaan??? Kan Ngga..

Tablod Charlie Hebdo berargumen bahwa: "ika Anda ingin bebas, Anda tidak dapat membiarkan ideologi apa pun memiliki posisi yang istimewa di atas kritik"

Argumen yang keblinger menurut ane, alasannya sudah saya jelaskan diatas yg berupa beberapa pertanyaan.

Gini gan, Kritik itu bisa kita asumsikan sebagai sebuah peringatan dari A ke si B, baik itu dengan kata-kata halus mapun kasar dengan tujuan untuk membangunkan si B dari kesalahannya. Sedangkan penghinaan bisa dikatakan kata2 yg merendahkan dari si A untuk si B dengan tujuan memang untuk merendahkankan tanpa maksud untuk memperingatkan. Beda jauh.

Kritik saja sering kita tanggapi dengan perasaan marah dan kesal, apalagi penghinaan. Terlebih penghinaan yg masiv kepada pendukung yang masiv pula.

Bangun gan, jngan terlalu terbuai dengan kata " Kebebasan berbicara".

"Jika kebebasan berbicara disertai dengan kebebasan bereaksi, kekerasan sebagai reaksi dari pernyataan provokatif bakal menjadi peristiwa biasa. Ya, dunia akan penuh kekacauan jika semua orang bebas berbicara dan bereaksi."- Dilansir dari viva.co.id-

Terorisme sepertinya tidak harus ane bahas secara mendetail, karena kita sama2 setuju bahwa terorisme merupakan hal yang sangat hina, tidak berpikir dalam bertindak karena membunuh orang2 yang tidak berdosa dengan membabi buta. Jelas semua orang yang berakal tidak akan setuju dengan terorisme.

Pernyataan diatas sangat jelas dalam membedakan mana otak dan mana otot, kritik yang kita dapat memang hasrunsya kita tanggapi juga dengan menanggapi dan menginstrospeksi diri agar lebih baik, bukan malah membunuh dan membantai orang2 yg mengkritik kita.

Pembunuhan juga tidak dibenarkan untuk menjadi balasan bagi sebuah penghinaan. Penghinaan seharusnya ditanggapi dengan klarifikasi dan kalo perlu untuk membuat pernyataan tandingan sebagai klarifikasinya.

NB : Ane tidak bermaksud untuk sara, oon, Tak berprikemanusiaan dan sebagainya. Ane juga kaget, miris dan sedih ketika mendengan pembantaian yg dilakukan sekelompok teroris ke kantor tabloid Charlie Hebdo. Dikabarkan 12 orang meninggal akibat insiden tersebut. Ane turut berduka cita dan semoga arwah mereka diterima oeh Tuhan dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran..aminn

SUmber : Ane uraikan dari berbagai sumber dan trid ini terinspirasi oleh artikel yg dimuat di laman viva.co.id