Pemerintah secara resmi telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liternya. Namun, beberapa angkutan umum mengaku tidak akan menurunkan tarifnya.

Pemerintah secara resmi telah menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, dari Rp8.500 menjadi Rp7.600 per liternya. Namun, beberapa angkutan umum mengaku tidak akan menurunkan tarifnya.

Seorang supir angkutan perkotaan M19 jurusan Cililitan-Bekasi, Natsimin (45) mengaku masih bingung dengan kebijakan baru yang ditetapkan pemerintah tersebut. Menurutnya, harga-harga bahan pokok di pasar masih tinggi sehingga ia merasa tidak perlu menurunkan tarif.

"Nanti tiap bulannya naik turun lagi tuh harga (Premium), jadi belum kita turunin tarifnya. Lagian harga bahan pokok juga masih tinggi," ujar Natsimin di Jakarta, Jumat (2/1).

Selain itu, supir taksi Blue Bird, Riyanto (53) mengaku turunnya harga Premium belum berpengaruh terhadap pendapatannya. Menurutnya, beberapa hari terakhir taxi yang ia kendarai sepi penumpang.

"Karena musim libur kali ya jadinya sepi. Tapi percuma saja kalau harga bensin turun, tapi Rupiah masih tinggi," pungkas Riyanto.

Untuk diketahui, kebijakan penurunan harga BBM yang ditetapkan pemerintah mulai 1 Januari 2015 tersebut merupakan skema subsidi tetap. Harga BBM saat ini mengikuti harga minyak dunia yang sedang anjlok. Nantinya, pemerintah akan mengumumkan harga BBM setiap bulannya sesuai dengan harga minyak dunia.

source