Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deniswiseAvatar border
TS
deniswise
Spekulan Mulai 'Goreng' Perumahan Menengah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Spekulan tidak kehabisan akal menggoreng harga properti. Agar bisa berkelit dari aturan ketat regulator perbankan, para spekulan mulai membidik pasar hunian menengah-bawah.

Indikasinya adalah data yang dirilis Bank Indonesia (BI). Hingga kuartal III 2014, harga properti tipe besar atau di atas 70 meter persegi (m²) terus melambat. Taksirannya, harga properti tipe besar hanya naik tipis 3,96 persen secara tahunan (lihat tabel).

Sebaliknya, harga rumah tipe menengah dan bawah terus naik. Misalnya, harga rumah tipe kecil naik 8,71 persen. BI mencium pergerakan harga itu akibat campur tangan para spekulan properti. "Spekulan beralih ke segmen menengah bawah sehingga permintaan melonjak," ujar Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI.

Ali Tranghada, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) menilai, spekulan gemar menggoreng harga rumah di atas Rp 500 juta. Di kota-kota besar, nilai rumah seperti itu masuk kategori rumah menengah dan kecil. "Spekulan membeli rumah berukuran kecil, namun harga belinya sudah tinggi," katanya, Rabu (29/10/2014). Contohnya, rumah ukuran 50 m² di kawasan Sawangan, Depok, sudah dipatok seharga Rp 1 miliar-Rp 1,5 miliar.

Tren perpindahan arena bermain para spekulan properti itu juga mulai terbaca oleh perbankan. Mereka akan menggenjot kredit rumah kelas menengah-bawah. Apalagi, hingga kuartal III 2014, pengucuran KPR terus melambat. Di Bank Mandiri, misalnya, kucuran kredit properti per September 2014 menurun 3,69 persen menjadi Rp 26,34 triliun dari posisi Rp 27,35 triliun du periode sama 2013.

Agar kinerja terdongkrak, Bank Mandiri melirik penyaluran KPR segmen rumah menengah-bawah. “Kami akan masuk ke pasar rumah dengan segmen agak bawah, yaitu tipe di bawah 70 m², mulai tahun depan” ujar Tardi, EVP Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri.
Dengan begitu, bank pelat merah ini berharap pertumbuhan KPR tahun depan sebesar 1-5 persen dapat tercapai. Maryono, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) meramal, kredit rumah menengah-bawah akan mampu menyumbang 50 persen terhadap total kredit BTN pada 2015. Porsinya naik dari penyaluran KPR tipe rumah menengah bawah tahun ini yang berkontribusi 45 persen.

Alhasil, penyaluran KPR BTN tahun depan bisa naik 17 persen. "Termasuk menghitung upaya pemerintah mendorong pemenuhan kebutuhan backlog rumah bagi pegawai negeri sipil," ujar dia. Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank Internasional Indonesia, bilang, BII membidik hunian lebih kecil untuk menyiasati aturan loan to value (LTV). "BII mulai masuk KPR senilai Rp 350 juta" katanya. Saat ini, rata-rata nilai KPR BII minimal Rp 800 juta.

http://www.tribunnews.com/bisnis/201...mahan-menengah

enakan goreng pisang

0
6.8K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan