Gayanya yang terbilang sederhana, dan selalu berada di lapangan atau yang dikenal dengan istilah blusukan ternyata membuahkan hasil yang terbilang maksimal. Jokowi kerap meninggalkan meja kerja waktu menjabat sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta. Banyak yang menilai keputusan Jokowi untuk keluar dan selalu berada di lapangan adalah lari dari pekerjaan.

Nyatanya, beliau justru malah bisa lebih berkarya setelah melihat dan menilai apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Tentu saja cara yang dilakukannya adalah berdialog dan mendengarkan keluhan dan kejadian yang ada di lapangan.



Lihat saja sentuhan sederhananya pada waduk pluit. Waduk yang sudah ada selama 34 tahun ini baru kali ini bisa dikatakan menjadi Tonggak Jakarta setelah Jokowi memimpin DKI Jakarta. Waduk Pluit yang diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1968 tersebut dibangun untuk mengurangi resiko banjir. Setidaknya untuk sekitar 2.400 hektar area di kawasan monas, Istana Negara, Thamrin, Cideng, dan Krukut. Tapi karena ketidaktegasan pemerintah, alhasil banyaklah bangunan liar yang terus bertambah di sekelilingnya.



Banyak yang beranggapan jika sangat sulit sekali memindahkan warga yang mendirikan bangunan liar di sekitarnya. Tetapi, Jokowi sudah membuktikan jika dengan sebuah dialog bisa menyelesaikan beberapa permasalahan. Salah satunya adalah proses relokasi para warga yang berdiam di sekitar waduk pluit.



Dengan aksi cekatannya, sejak tahun 2013 Jokowi langsung merelokasi penghuni bantaran Waduk Pluit ke rumah susun. Hasilnya, kini sekitar 10 hektar lahan di sisi barat waduk telah berubah menjadi sebuah taman kota yang sangat indah http://megapolitan.kompas.com/read/2...onggak.Jakarta

Bahkan akibat sikapnya yang sederhana, dan selalu mengedapankan dialog. Kini hampir seluruh warga yang ada di Waduk Pluit mentargetkan akan memberikan 80 persen suara untuk pasangan Jokowi-JK di Pilpres 2014 nanti yang akan digelar pada tanggal 9 Juli 2014.



Sumber: Mindtalk http://mndt.lk/QVcM