Jakarta - Kapolri Jenderal Sutarman mengaku telah menerima laporan dari Jaksa Agung Basrief Arief mengenai isu transkrip telepon antara dia dan Megawati. Sutarman mengatakan akan segera merespon laporan itu.

"Kita lihat karena Pak Jaksa Agung sudah menginformasikan kepada kita sama dulu, pada saat surat edaran Pak Jaksa Agung, surat dibuat diketik di mana kemudian disebarkan sebagai isu, juga terkait dengan isu kaitannya dengan Pemilu karena juga terkait dengan salah satu calon," kata Sutarman di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2014).

Sutarman mengatakan laporan itu baru sebatas informasi dari Basrief, belum secara resmi. Namun, dia menegaskan tetap akan menindaklanjuti laporan itu dan mengusutnya.

"Yang ini belum (secara resmi). (Jaksa Agung) sudah menginformasikan kepada kita. Ini harus disikapi dengan arif dengan bijaksana dan demikian juga termasuk institusi Polri ini jangan dibawa ke sana kemari. Jadi saya akan tetap dalam rel dan kita akan mencari itu, siapa yang membuat itu pasti ada pelanggarannya," tegasnya.

Sutarman juga menuturkan sebelumnya Basrief juga telah melaporkan adanya 2 surat yang disebarkan oleh oknum tertentu terkait kasus TransJ. Namun Polri belum menemukan titik terang.

"Kita belum menemukan, belum menemukan siapa yang membuat. Ya namanya surat ketikan, ngetik di pinggir jalan kemudian disebarkan begitu ditangkap seseorang," ucapnya.

Namun untuk kasus isu transkrip pembicaraan antara Basrief dan Mega, Sutarman juga tidak ingin gegabah. Meski sudah mengantongi nama Faizal Assegaf yang melaporkan itu ke Kejagung, Sutarman akan mendalami kasus ini terlebih dahulu.

"Kemudian orang yang membawanya tahu kan ini, yang terakhir ini membawa ke Jaksa Agung, kan tahu ini. Dapat dari mana? Dari seseorang pak, dari seseorang kan akan kita lacak terus dari mana itu," tandas Sutarman.

Sebelumnya, Basrief menyebut transkrip itu sebagai fitnah dan akan melaporkan hal ini ke Kapolri. Basrief menegaskan transkrip tersebut tidak benar. KPK juga sudah membantah soal pihak yang memberi rekaman. KPK menyebut ada yang ingin mendiskreditkan KPK lewat isu transkrip ini.

Transkrip itu dilaporkan ke Kejagung oleh kelompok dari Progres 98 Faizal Assegaf. Namun Faizal hanya membawa transkrip tanpa membawa rekaman asli.

Faizal yang datang ke Kejagung membawa transkrip itu sempat didesak wartawan guna menunjukkan rekaman, namun dia mengaku tak bisa. Dia hanya menujukkan kertas transkrip. Faizal mengaku oleh sumbernya yang dia sebut dari KPK sempat didengarkan saja soal rekaman itu.

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/06/19/095858/2612597/1562/soal-isu-transkrip-mega-basrief-arief-kapolri-pasti-ada-pelanggarannya

Faizal!!! Siap2 saja kau menemani sales Wowo yg udah ketahuan main fitnah, EJS dan Setiyardi.