Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sabil.haqAvatar border
TS
sabil.haq
[Bukan metrotv] Mantan Pangkostrad "Saya Tiga Kali Diajak Kudeta"
Thread yang pertama banyak yang protes soal sumber "metrotv"
yang ini bukan hanya metro tv

cek sumber sendiri.....


http://www.republika.co.id/berita/na...saat-reformasi

http://www.sindoweekly-magz.com/arti...ew/236/letjen-(purn-djadja-suparman-mantan-pangkostrad-saya-tiga-kali-diajak-kudeta


Jumat dua pekan lalu, Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) TNI Djadja Suparman membawa kejutan. Di Grand Sahid Hotel Jakarta, dia meluncurkan catatannya yang dikemas dalam buku Jejak Kudeta 1997–2005.

Menurut Djadja, upaya kudeta pada saat masa reformasi itu benar terjadi. "Saat itu ada yang ingin menjatuhkan Pak Harto. Kemudian, ada gerakan yang ingin menjatuhkan Habibie dan akan membentuk pemerintahan presidium," katanya.

Kepemimpinan dalam proses perubahan Indonesia, lanjutnya, terdapat campur tangan asing. Pada tahun 1997, Djadja mendapat informasi bahwa Soeharto akan dijatuhkan oleh people power. Kepada Fahmi W. Bahtiar dari SINDO Weekly, Djadja Suparman membeberkan alasan penyusunan buku Jejak Kudeta 1997–2005 ini di rumahnya, Selasa pekan ini.

Apa latar belakang Anda menulis buku Jejak Kudeta?

Pertama, saya mempunyai pengalaman yang tidak banyak dialami oleh para pemimpin militer pada situasi politik menjelang terjadinya proses perubahan dan demokratisasi sejak 1997–2005. Saya ingin melengkapi informasi dan gambaran tentang apa yang terjadi pada masa itu dengan segala dampaknya sehingga generasi muda dan penerus bangsa Indonesia mempunyai cermin agar kita bisa mampu melihat kondisi faktual yang dimiliki dan berupaya agar apa yang telah terjadi tidak terulang kembali di kemudian hari.

Kedua, saya ingin memberikan satu gambaran kepada kita semua, bahwa sebenarnya persoalan pemimpin dan kepemimpinan itu menjadi masalah utama dalam demokrasi kita. Saya ingin memberikan gambaran bagaimana pemimpin yang sebelumnya dihormati dan dipercaya, kemudian berubah tatkala berhadapan dengan kata "kepentingan dan kekuasaan".

Ketiga, saya mengingatkan bahwa dari berbagai kepentingan kekuasaan dan politik yang diimplimentasikan secara inkonstitusional itu pasti akan melibatkan rakyat dengan segala implikasinya. Rakyat diadu domba, dijadikan alat untuk mencapai tujuan dan berbagai kerusuhan, bentrokan antara para pendukung pun menimbulkan korban. Kadang-kadang mereka menyerang pribadi lawan dan menjatuhkan orang dengan character assassination, ini banyak terjadi pada waktu itu. Saya pernah menjadi salah satu sasaran pada masa itu.

Keempat, saya ingin memberikan gambaran juga tentang akibat dari proses perubahan yang tidak didasarkan pada konsep yang jelas dan tidak terkontrol. Ini tentu akan menimbulkan berbagai dampak bagi rakyat dan bangsa Indonesia, berbagi kemajuan telah kita capai, kebebasan menjadikan negara kita sebagai negara yang paling demokratis sedunia. Sepertinya, Indonesia menjadi negara yang memiliki negara bagian terbesar di dunia, yaitu sebanyak 491 kabupaten/kodya. Jangan heran kalau banyak masalah dalam konteks tanggung jawab pemimpin sebagai penyelenggaraan pemerintahan, semuanya diarahkan menjadi tanggung jawab presiden, lantas apa tanggung jawab para bupati/wali kota?

Bagaimana situasi dan upaya kudeta kepada Soeharto dan Habibie?

Kalau saya katakan jejak kudeta berarti ada upaya kudeta. Kenapa saya tulis kudeta karena memang pada masa reformasi total dan penuntutan Presiden Soeharto turun, di samping adanya tekanan dan aksi murni dari mahasiswa, ada upaya dari kelompok elite yang bersatu untuk menggulingkan pemerintahan Orde Baru dengan cara-cara yang inskonstitusional. Ini dilakukan dengan menimbulkan kerusuhan, aksi, tekanan, dan pendudukan terhadap tempat strategis dan lambang kekuasaan yang bertujuan mengambil alih kepemimpinan dari Presiden Soeharto. Akan tetapi, upaya terakhir ini tidak tercapai karena Presiden Soeharto menyerahkan kepemimpinannya kepada B.J. Habibie.

Demikian juga pada waktu Sidang Istimewa MPR 1999, secara terang benderang ada skenario untuk membentuk pemerintahan presidium yang akan ditetapkan melalui pemaksaan dalam sidang Istimewa MPR dengan memanfaatkan gerakan mahasiswa. Saya pernah diajak bekerja sama agar mahasiswa dan rakyat bisa masuk ke dalam Gedung MPR , untuk kemudian memaksa peserta sidang agar menolak pertanggungjawaban Presiden Habibie dan membentuk pemerintahan presidium. Tapi, rencana ini kemudian gagal dan akhirnya mereka sepakat untuk melaksanakan pemilu 1999 melalui proses rekonsiliasi yang alot antara kelompok anti-Habibie dengan pendukung Presiden Habibie.

Kapan Anda diajak kudeta?

Pertama pada tahun 1997 saya pernah diajak bergabung dengan kelompok mereka dan diminta untuk tidak mematuhi perintah Panglima TNI Wiranto. Kedua, satu bulan menjelang sidang istimewa MPR 1998 saya diajak bekerja sama dengan mereka, tapi saya tolak. Ketiga, saya berhadapan dengan tokoh ambisius pada masa pemerintahan Presiden Gus Dur yang akan memanfaatkan kelemahan Gus Dur untuk berkuasa. Hal ini kemudian terlihat pada waktu Gus Dur akan memberlakukan Dekrit Presiden .

Kenapa upaya kudeta itu layu sebelum berkembang?

Mungkin karena konsep dan strateginya tidak jelas, ada pesanan dari luar, tapi tidak mampu mengajak atau menarik institusi TNI dan POLRI.

Siapa yang meminta Anda untuk tidak mengikuti perintah Wiranto?

Saya tidak mau menyebut nama. Tapi, kelompoknyalah yang sudah mempunyai rencana untuk menjatuhkan Presiden Soeharto. Ada beberapa kelompok yang datang ke saya. Ada tahapannya, seperti bertamu dulu dan mengajak diskusi agar saya tertarik. Ada yang datang ke saya mengajak bergabung . Nah, pada tahapan itu mereka mengatakan jangan ikuti perintah panglimamu. Hebat juga sipil bisa bentak-bentak pangdam pada waktu itu. Mereka menganggap Wiranto sebagai tangan kanan Soeharto, maka jangan turuti perintahnya karena akan dihancurkan. Kelompok berikutnya yang datang lebih galak dengan bertanya mau ikut siapa? Saya jawab saya ini alat negara maka saya akan ikut negara.

Dalam buku ini Anda mengungkap ada kelompok yang ingin kudeta itu dari kelompok tentara dan sipil, sebenarnya seperti apa?

TNI itu tidak pernah kudeta. Jika bicara TNI, kita bicara institusi, maka sampai kapanpun TNI atau Polri saya yakini tidak akan melakukan kudeta. Biasanya yang sudah sering terjadi ada oknum yang dapat atau mudah diajak untuk bergabung dengan kelompok sipil, tentu dengan segala iming-iming masa depan dan sanjungan kelebihan yang oknum itu miliki, kemudian dia ditokohkan sebagai tokoh reformis. Akan tetapi, tanpa disadari oleh dirinya, dia akan dijadikan tumbal. Ini karena fakta dalam kamus perubahan, oknum TNI selalu yang dijadikan korban.

Apa yang dijanjikan kepada Anda saat dirayu untuk ikut kudeta?

Pastinya rayuan gombal masa depan, ha ha ha. Pada waktu itu saya tidak pernah bertanya akan dapat apa. Tetapi, pada waktu itu saya balik bertanya. Kalau Anda berhasil, apa yang akan Anda lakukan untuk bangsa? Punya uang dari mana untuk membangun negara ini dan berapa banyak ? Dengan pertanyaan ini pasti mereka tidak bisa jawab.

Keterlibatan asing sendiri seperti apa?

Keterlibatan asing itu ada, baik langsung atau tidak langsung, secara terbuka maupun tertutup, fisik atau nonfisik.

Apakah ada pendanaan? Iya juga, salah satu yang saya tahu dari pemimpin pendudukan gedung DPR tahun 1998 menyatakan dananya dari orang luar yang ada di Indonesia. Dana banyak mengalir, salah satunya melalui berbagai organisasi atau lembaga dengan cover penelitian dan kajian yang tanpa kita sadari selalu ditumpangi oleh kepentingan.


Kenapa Prabowo Diusir dari Istana....?????

PRABOWO MENGAKU DIUSIR DARI CENDANA (Berita di dapat dari Prahara garis keras)

SUARA MERDEKA, Minggu, 7 Maret 1999:
''Sikap itu dibuktikan Mei 1998. Prabowo dianggap membangkang, serta berperan atas upaya menggulingkan kekuasaan mertuanya. Prabowo dituduh ikut mendongkel mertuanya dari jabatan presiden,'' tegas Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu.

Mengapa Soeharto menuduh menantunya seperti itu? Fadli mengatakan, karena pada saat itu Prabowo mempunyai hubungan akrab dengan Dr HM Amien Rais. Lebih-lebih ketika Jenderal Besar (Purn) AH Nasution menyarankan agar Amien menggandeng Prabowo, karena keduanya akan menjadi pasangan ideal untuk memimpin negara ini pada masa mendatang.

''Akhirnya, muncul kecurigaan Pak Harto. Dia terpancing omongan Pak Nas, sehingga kecurigaannya terhadap Prabowo luar biasa dan menganggap Prabowo anak yang mbalela, lalu mengusirnya dari keluarga Cendana.''

Spoiler for Berita lengkap:


Kivlan zen : Prabowo Dulu Dekat dengan Islam, Sekarang?

Sumber : Suara-islam online

"Prabowo dulu dekat dengan Islam karena ditekan LB Moerdani, tapi sekarang dia jadikan Islam sebagai alat," kata jenderal kelahiran Aceh itu saat menyampaikan sambutan politik dalam Pengajian Politik Islam di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Ahad (29/9/2013).
Spoiler for BERITA LENGKAP:

Akankah masa lalu suram negri ini kembali tidak ditulis seperti keadaan yang sebenarnya...?? Apa yang terjadi......?????? Koran bekas Jangan Dibuang.....

Diubah oleh sabil.haq 31-05-2014 08:18
0
8.2K
75
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan