Jakarta - Dalam KUHP warisan Belanda, unsur rudapaksaan adalah memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin perempuan. Namun dalam Rancangan KUHP, unsur rudapaksaan ini diperluas dan memasukkan oral seks dan anal seks dalam kejahatan asusila itu.

"Dianggap juga melakukan tindak pidana rudapaksaan jika dalam keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1: a. laki-laki memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus atau mulut perempuan," demikian bunyi pasal 488 ayat 2 Rancangan KUHP seperti dikutip detikcom, Kamis (7/3/2013).

Rancangan KUHP ini telah diserahkan pemerintah ke DPR pada Rabu (6/3), kemarin. Rancangan KUHP ini terdiri dari 766 pasal. Dalam rancangan itu, rudapaksaan oral seks dan anal seks tidak harus dengan alat kelamin laki-laki.

"Laki-laki memasukkan suatu benda yang bukan merupakan bagian tubuhnya ke dalam vagina atau anus perempuan," demikian bunyi ayat 2b.

Adapun lamanya sanksi maksimal masih sama seperti KUHP era kolonial yaitu 12 tahun. Yang berbeda yaitu memberlakukan hukuman minimal 3 tahun bagi pelaku pemerkosaan.

"Dipidana karena melakukan tindak pidana rudapaksaan dengan pidana penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun laki-laki yang melakukan persetubuhan dengan perempuan di luar perkimpoian, bertentagan dengan kehendak perempuan tersebut," demikian bunyi pasal 488 ayat 1a.

Adapun bunyi pasal rudapaksaan warisan Belanda tertuang dalam pasal 285 KUHP yaitu 'Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkimpoian diancam karena rudapaksaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun'

[URL="http://news.detik..com/read/2013/03/07/082810/2188102/10/unsur-diperluas-oral-seks-anal-seks-termasuk-rudapaksaan?9911012"]SUMBER[/URL]