SURABAYA (Surabaya Pagi) – Curhat Walikota Surabaya Tri Rismaharini ke Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR RI dari Partai Golkar, benar-benar membuat PDIP marah besar. Tak hanya PDIP Surabaya dan Jawa Timur yang ‘disakiti’ Risma. Bahkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terpaksa memanggil Risma di kediamannya Jl Teuku Umar, Jakarta. Informasinya, pertemuan pada Minggu (23/2) itu, Megawati marah-marah. Pasalnya, polemik Pilwawali (pemilihan wakil walikota) yang dipersoalkan Risma merugikan citra PDIP. Karena itu, Risma diminta segera menyelesaikan persoalannya dengan Wisnu Sakti Buana, Wakil Walikota yang juga Ketua DPC PDIP Kota Surabaya.

Sayangnya, hingga Selasa (25/2/2014) kemarin, Risma tak mau terbuka terkait pertemuannya dengan Megawati. “Jangan sekarang ya,” elak Risma di Balai Kota Surabaya. Namun indikasi yang terlihat, Risma tampaknya sulit berbaikan lagi dengan Wisnu Sakti. Buktinya, saat sama-sama menonton pertandingan sepakbola Timnas Indonesia U-19 melawan Persebaya U-21 di Gelora Bung Tomo (GBT), Senin (24/2/2014) malam, Risma dan Wisnu Sakti tampak tidak akur. Meski duduk bersanding, Risma dan Wisnu terlihat kaku. Bahkan nyaris tak terlihat omongan-omongan (berkomunikasi). Justru Risma terlihat akrab dengan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta. Tak berapa lama, Wisnu Sakti meninggalkan tempat duduknya.

Tak hanya itu, Rabu hari ini (26/2/2014), polemik Wawali tetap dibahas Komisi II DPR RI yang dimotori Priyo Budi Santoso. Meski Kemendagari dan Gubernur Jatim menyatakan Pilwawali sesuai prosedur, tapi Panlih Wawali DPRD Surabaya yang dimotori Eddie Budi Prabowo mengadukannya ke DPR. Eddie Budi alias Eddie Embun ini dari Fraksi Partai Golkar yang juga dikenal sebagai pengusaha reklame. Rencananya, komisi yang membidangi masalah pemerintahan ini akan memanggil Mendagri Gamawan Fauzi, Gubernur Jatim Soekarwo, Ketua DPRD Surabaya M Machmud dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Hampir bisa dipastikan, persoalan ini makin membuat panas politik di kota Surabaya. Tak heran jika sejumlah elit PDIP dibuat geram. Tak terkecuali Puan Maharani, putri Megawati yang juga Ketua DPP PDIP. "Yang pasti (Risma) maju didukung PDIP. Sebagai kader PDIP harusnya kita bisa mawas diri, bisa menjaga ambisi dan emosi kita, menjalankan tugas kita dengan sebaik-baiknya," kata Puan.

Ia menyarankan Risma menyelesaikan persoalan itu di internal PDIP. Tidak membawa persoalan ke luar. "Jangan kemudian memperkeruh suasana lari kanan kiri. Boleh saja berkeluh kesah, sebagai manusia biasa itu wajar, tapi akan lebih baik tidak memperkeruh suasana," sindir Risma.

Puan juga mengingatkan pada semua pihak agar tidak memperkeruh persoalan dengan menebar fitnah. “Jangan fitnah. Jangan ada pihak-pihak yang mengaku ditolak lalu Risma pergi kemana-kemana, tidak mungkin Ketua Umum PDIP menolak,” tandasnya.

Ketua DPD PDIP Jatim Sirmadji menegaskan isu pengunduran diri Walikota Tri Rismharini hanya isu. Sebaliknya, lanjutnya, Risma dan Wisnu Sakti merupakan pasangan pemimpin dari PDIP yang tepat. ‘’Saya kira semua pihak harus menerima dan menghormati keputusan PDIP yang memasangkan Pak Wisnu Sakti dengan Bu Risma. Dengan begitu tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Termasuk soal isu pengunduran diri Bu Risma,’’ kata Sirmadji.

Ia lantas menyindiri Priyo Budi dari Golkar. Menurutnya, jika saat ini ada partai lain yang mencoba ikut memanfaatkan isu yang tidak jelas kebenarannya ini, pihaknya meminta partai lain tidak usah ikut-ikutan rebut simpati. “Kalau (Priyo Budi, red) ingin mencari popularitas tidak seperti itu caranya. Sebagai politisi yang baik harusnya memanfaatkan isu yang lebih riil, bukan memanfaatkan isu yang tidak ada fakta kebenarannya,” ungkap pria yang juga Wakil Ketua DPRD Jatim ini.

Sementara Wisnu Sakti Buana terang-terangan menuding Priyo Budi Santoso ikut campuri urusan internal PDIP. "Priyo itu terlalu genit dengan memanggil Risma, padahal ini masalah internal. Yang manggil (Priyo) itu dari partai apa? Dan ini masalah partai apa?," ucap Wisnu, Selasa (25/2).

Menurut Wisnu, kalau hanya sekadar menyelesaikan masalah panitia pemilihan (Panlih) yang tidak prosedural, mestinya inisiatif dari Komisi II DPR lalu menyampaikannya ke pimpinan. "Tapi ini kan terbalik. Mekanismenya dibalik, pimpinan yang memanggil, sedangkan yang Komisi II tidak tahu apa-apa?," keluh Wisnu.

Campur Tangan Golkar

Terpisah, Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo enggan menanggapi polemik Risma-Wisnu. “Soal Ibu Risma, biar Ibu Risma sendiri yang jawab,” cetusnya. Saat disinggung soal pemanggilan Risma ke DPR oleh Priyo Budi Santoso, Tjahjo juga memilih bungkam. “Kita sudah sepakat bahwa soal Ibu Risma, biar Ibu Risma sendiri yang jawab. Kita tidak ikut campur. Pak Priyo kan sudah masuk, itu ranah DPR,” ungkapnya.

Sementara itu, disebut-sebut ‘genit’ karena mencampuri masalah internal PDIP, Priyo Budi Santoso mengaku apa yang dilakukan murni untuk menyelesaikan masalah. "Saya dan Bu Risma itu teman baik. Jadi saya tergerak untuk ikut menyelesaikan masalah ini. Ini murni dari hati nurani, bukan soal politik, atau manuver-manuver yang lain," kelit Proyo dikonfirmasi via telpon selulernya, kemarin.

Kata Priyo, tujuan memanggil Risma itu untuk memediasi agar persolan tersebut tidak berlarut-larut. “Kalau dibiarkan berlarut-larut bagaimana dengan Surabaya? Jadi ini murni, tanpa ada tendensi apapun, apalagi dikait-kaitkan soal saya hendak mencari dukungan karena berada di Dapil Jawa Timur 1 pada Pileg 2014," papar Priyo yang memang sebagai calong anggota legislatif (Caleg) DPR RI dari daerah pemilihan Surabaya-Sidoarjo. n

http://www.surabayapagi.com/index.php?read~PDIP-Marahi-Risma;8c79980166048a0ca9754a0d99520653d6dea09ef98ccc6e81c308508e74ec01

banteng kalau ngamuk biasannya nyruduk mencak sana sini yaa
QUOTE=wazp888;530dd8190d8b4653578b4866]bu risma sudah keluar aja dari kelompok decepticon, biarin aja si megatron ngamuk2

banyak yang mau nampung ibu

[/QUOTE]