Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zr0Avatar border
TS
zr0
Peta Jalan Teknologi KapalSelam
All hands,
Saat ini ambisi Indonesia untuk menguasai
teknologi kapal selam adalah bagaikan
berlayar tanpa navigasi yang memadai. Ends
dari ambisi itu sudah sangat jelas, begitu pula
dengan means, namun dengan ways yang
tak jelas. Pola pikir Indonesia sangat
sederhana, yaitu setelah berhasil merakit
kapal selam ketiga versi fotokopi asal Negeri
Ginseng, dengan sendirinya negeri ini bisa
memproduksi sendiri kapal selam.

Padahal banyak fakta yang tak mendukung
pola pikir sangat sederhana itu. Pertama,
negeri yang pernah dipimpin oleh Park Chung
Hee itu tak berniat memberikan teknologi
kapal selam kepada Indonesia. Lihat saja soal
learning by seeing yang kontroversial
tersebut. Kedua, Indonesia belum mempunyai
vendor-vendor industri yang mampu
mendukung produksi kapal selam. Misalnya
industri baja yang mampu memproduksi baja
khusus untuk kapal selam. Ketiga, Indonesia
tidak memiliki mitra industri untuk
pengembangan kapal selam. Korea Selatan
tak bisa ditabalkan sebagai mitra karena
mereka mau "alih teknologi" lewat learning by
seeing berdasarkan alasan agar kapal selam
mereka memilik pembeli pertama di pasar
internasional saja.

Semua itu terjadi karena ambisi menguasai
teknologi kapal selam tak diiringi dengan peta
jalan teknologi kapal selam. Sebagai
perbandingan, di masa lalu Indonesia mampu
menguasai teknologi dirgantara khususnya
pesawat terbang karena adanya peta jalan
penguasaan teknologi. Di mulai dari perakitan
pesawat, co-design dan co-production hingga
mampu mendesain dan memproduksi sendiri
wahana udara tersebut. Waktu yang
dibutuhkan mulai dari tahap pertama hingga
tahap akhir setidaknya 20 tahun.

Hal demikian tak terlihat dari ambisi kapal
selam. Mengapa demikian? Penting untuk
dipahami bahwa selama ini yang sangat
berambisi menguasai teknologi itu adalah
pemerintah dan Angkatan Laut, sedangkan
industri perkapalan tak terlalu berambisi.
Pertanyaannya, mengapa industri perkapalan
tak terlalu berambisi? Bisa jadi karena dari
sisi industri, pasar kapal selam jauh lebih
sempit daripada kapal amfibi atau kapal
serang cepat misalnya. Apalagi pasar telah
membuktikan bahwa daya serap pasar
domestik terhadap kapal perang buatan
BUMN perkapalan sangat sedikit, sementara
di sisi lain desain dan produksi kapal
senantiasa didasarkan pada perhitungan
ekonomis.

Selain itu, dari aspek sejarah kemitraan
industri, BUMN perkapalan Indonesia sejak
pertengahan 1970-an hingga awal 2000-an
memiliki kemitraan khusus dengan galangan
di Jerman Barat (kini Jerman), termasuk pula
dalam teknologi desain, rancang bangun dan
produksi kapal perang. Contohnya adalah
FPB-57 yang akarnya adalah FPB buatan
Jerman. Tentu dapat dipahami apabila
galangan BUMN itu lebih nyaman bermitra
dengan pihak Jerman daripada pihak lain.
Daripada bermimpi mampu menguasai
teknologi kapal selam dalam waktu singkat,
lebih baik bila Indonesia terlebih dahulu
menyusun peta jalan teknologi kapal selam.
Kalau peta jalan disusun oleh ahlinya, tentu
akan tergambar dengan jelas tahapan-
tahapan waktu hingga Indonesia bisa
memproduksi kapal selam sendiri. Dan tak
perlu gengsi bahwa dalam implementasi
tahapan-tahapan itu untuk menggandeng
mitra dari pihak asing yang sudah
berpengalaman lebih dari 100 tahun dalam
teknologi kapal selam daripada pihak yang
teknologi kapal selamnya belum pernah
terbukti ketangguhannya dalam perang.

http://damnthetorpedo-2.blogspot.com/2014/01/peta-jalan-teknologi-kapal-selam.html?m=1#!/2014/01/peta-jalan-teknologi-kapal-selam.html

___________________________________

TEOTE SETERONG!!!!!! \emoticon-Big Grin/
0
6.5K
26
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan