- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Yogya Gandeng Perguruan Tinggi Garap Taman Kota
TS
audifighter
Yogya Gandeng Perguruan Tinggi Garap Taman Kota
Yogya Gandeng Perguruan Tinggi Garap Taman Kota
Quote:
Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi untuk merealisasikan revitalisasi taman kota yang sudah direncanakan sejak 2013. Sebelumnya, berbagai komunitas mendesak pemerintah daerah untuk segera menyediakan ruang publik yang memadai sebagai ajang interaksi warga kota.
“Model kerja samanya, pihak kampus merancang desain dan mengimplementasikan, pemerintah di bagian perawatan,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Irfan Soesilo kepada Tempo, Senin, 27 Januari 2014.
Irfan menuturkan kerja sama ini menganut prinsip corporate social responsibility (CSR). “Agar ada rasa peduli bersama, tidak masalah jika di taman taman itu nantinya ada label sumbangan dari kampus mana, asalkan memperindah kota dan makin nyaman untuk interaksi warga,” katanya.
Awal tahun ini, Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah bertemu dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. “Kami akan cari beberapa kampus lagi untuk membuat percontohan taman hasil desain mereka,” kata Irfan.
Di Kota Yogyakarta, lahan yang dijadikan areal pertamanan belum ada 30 persen dari total wilayah. Itu pun sebagian besar hanya merupakan taman penghias jalan yang tidak bisa menjadi sarana interaksi warga. “Kerja sama dengan kampus ini targetnya menambah persentase ruang hijau, khususnya taman yang bisa mendukung suatu obyek, misalnya kawasan Tugu atau titik wisata lain,” katanya.
Sejumlah komunitas pemerhati ruang publik sempat membahas pentingnya penyediaan ruang publik bersama Pemerintah Kota Yogyakarta pada akhir 2013. Seniman Agung Kurniawan bahkan mendesak Pemerintah Kota Yogyakarta mencontoh Surabaya sebagai kota padat namun bisa membuat Taman Bungkul sebagai area hijau terbaik di Asia.
“Komitmen pemerintah memberi ruang publik yang ramah menjadi salah satu kriteria kemajuan kebudayaan,” kata Agung.
Proyek pemeliharaan taman kota yang setiap tahun mendapat anggaran sekitar Rp 2 miliar disoroti anggota DPRD Kota Yogyakarta. Anggota Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Ervian Parmunadi juga mengecam pembangunan taman yang menganut pola pemaksimalan anggaran.
“Tanpa masterplan, taman kota hanya dibuat seadanya dan sering kali tidak sesuai dengan karakter wilayah, “ katanya. Lebih parah lagi, area hijau yang jumlahnya minim itu pun sering rusak dan hilang, berganti dengan papan reklame baru.
SUMBER
“Model kerja samanya, pihak kampus merancang desain dan mengimplementasikan, pemerintah di bagian perawatan,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Irfan Soesilo kepada Tempo, Senin, 27 Januari 2014.
Irfan menuturkan kerja sama ini menganut prinsip corporate social responsibility (CSR). “Agar ada rasa peduli bersama, tidak masalah jika di taman taman itu nantinya ada label sumbangan dari kampus mana, asalkan memperindah kota dan makin nyaman untuk interaksi warga,” katanya.
Awal tahun ini, Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta sudah bertemu dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta. “Kami akan cari beberapa kampus lagi untuk membuat percontohan taman hasil desain mereka,” kata Irfan.
Di Kota Yogyakarta, lahan yang dijadikan areal pertamanan belum ada 30 persen dari total wilayah. Itu pun sebagian besar hanya merupakan taman penghias jalan yang tidak bisa menjadi sarana interaksi warga. “Kerja sama dengan kampus ini targetnya menambah persentase ruang hijau, khususnya taman yang bisa mendukung suatu obyek, misalnya kawasan Tugu atau titik wisata lain,” katanya.
Sejumlah komunitas pemerhati ruang publik sempat membahas pentingnya penyediaan ruang publik bersama Pemerintah Kota Yogyakarta pada akhir 2013. Seniman Agung Kurniawan bahkan mendesak Pemerintah Kota Yogyakarta mencontoh Surabaya sebagai kota padat namun bisa membuat Taman Bungkul sebagai area hijau terbaik di Asia.
“Komitmen pemerintah memberi ruang publik yang ramah menjadi salah satu kriteria kemajuan kebudayaan,” kata Agung.
Proyek pemeliharaan taman kota yang setiap tahun mendapat anggaran sekitar Rp 2 miliar disoroti anggota DPRD Kota Yogyakarta. Anggota Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Ervian Parmunadi juga mengecam pembangunan taman yang menganut pola pemaksimalan anggaran.
“Tanpa masterplan, taman kota hanya dibuat seadanya dan sering kali tidak sesuai dengan karakter wilayah, “ katanya. Lebih parah lagi, area hijau yang jumlahnya minim itu pun sering rusak dan hilang, berganti dengan papan reklame baru.
SUMBER
0
1.1K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan