Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Kebakaran Jenggot Dakwaan Jaksa
Persidangan perdana terdakwa kasus korupsi kompleks olahraga Hambalang, Deddy Kusdinar di luar dugaan memancing ramai reaksi. Dakwaan yang disampaikan jaksa ternyata membuat nama-nama yang terkait dengan kasus korupsi Proyek Hambalang kebakaran jenggot.

Hasil penyelusuran kasus yang dilakukan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi membuat jaksa berpendapat bahwa selaku Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Deddy membuka peluang terjadinya korupsi. Dan korupsi itu dinikmati banyak orang mulai dari Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Kepala Badan Pertanahan Joyo Winoto, Ketua Komisi XI DPR Olly Dondokambey, Ketua Komisi X DPR Machyuddin, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, dan beberapa orang lainnya seperti Andi Zulkarnain Mallarangeng, Muhammad Nazaruddin, Mahfud Suroso, dan Teuku Bagus.

Anas yang sudah ditetapkan KPK sebagai tersangka meminta jaksa untuk membuktikan tuduhannya. Ia bersikukuh bahwa dirinya tidak pernah menerima satu rupiah pun dari Proyek Hambalang.

Hal yang sama disampaikan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Olly Dondokambey. Ia merasa dirugikan dengan dakwaan itu dan menuntut jaksa untuk membukti di mana uang itu berikan, oleh siapa, dan di mana tempatnya.

Orang-orang itu pantas untuk kebakaran jenggot, karena Kasus Hambalang merupakan kasus yang menjadi sorotan masyarakat. Proyek senilai Rp 2,5 triliun itu dalam kondisi terbengkalai sekarang ini dan kerugian negara lebih dari Rp 400 miliar.

Namun mereka tidak bisa menyalahkan jaksa dalam menyusun dakwaan. Sebab, ketika jaksa mengajukan kasus ke persidangan, ia yakin bahwa terdakwa melakukan kesalahan. Kita tidak bisa menyalahkan jaksa melanggar asas praduga tak bersalah, karena dalam bekerja jaksa justru harus menerapkan asas praduga bersalah.

Kita percaya bahwa jaksa tidak main-main dengan dakwaannya. Semua dakwaan yang disampaikan pasti berdasarkan bukti-bukti kuat yang dimiliki. Tinggal tunggu waktu saja orang-orang yang menerima aliran dana hasil korupsi Hambalang untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Seperti Anas Urbaningrum tinggal menunggu waktu saja untuk mengalami nasib seperti mantan Menpora Andi Mallarangeng. KPK sudah memutuskan untuk menahan Andi Mallarangeng guna mempercepat proses pemberkasan sebelum diajukan ke pengadilan.

Korupsi Hambalang sendiri merupakan korupsi yang dirancang secara sistematis. Para anggota Partai Demokrat bersama-sama merancang korupsi di ruangan kerja Menpora Andi Mallarangeng. Setelah itu rancangan dibawa ke DPR untuk mendapatkan persetujuan di Komisi X dan Badan Anggaran.

Oleh karena dilakukan secara sistematis, maka semua orang yang ikut merancang dan menyetujui pelaksanaan proyek menerima bagian. Dalam dakwaannya kepada Deddy Kusdinar, Jaksa merinci besaran hasil korupsi yng diterima setiap orang.

Kita mendukung KPK dan jaksa untuk mengejar mereka yang telah merugikan keuangan negara. Kita tidak boleh memberi ampun mereka yang menggunakan uang negara untuk memperkaya diri sendiri atau dipakai untuk kepentingan pribadi.

Korupsi Hambalang dipakai oleh elite Partai Demokrat untuk politik uang pada Kongres di Bandung tahun 2010. Mereka berfoya-foya dengan anggaran negara, padahal sebenarnya kita menganggarkan uang Rp 2,5 triliun untuk membina generasi muda

Sekarang proyek pembangunan olahraga di Sentul praktis terhenti. Bahkan bangunan yang ada tidak mungkin dipergunakan karena fondasi yang rapuh. Sangat berbahaya apabila pembangunan proyek di tempat yang tidak layak dijadikan kompleks olahraga itu dilanjutkan.

Tindakan yang dilakukan para koruptor semakin menyakitkan jika kita lihat bagaimana pembinaan pemuda dan olahraga dilakukan. Sekarang ini atlet-atlet kita sedang bersiap-siap untuk berkompetisi di ajang SEA Games. Banyak di antara mereka yang tidak bisa melakukan uji tanding ke luar negeri karena keterbatasan dana.

Di satu sisi atlet yang diharapkan mengharumkan nama bangsa tidak bisa berlatih karena keterbatasan dana, di sisi lain anggaran di Kantor Menpora dipakai untuk bancakan. Seharusnya mereka yang menikmati korupsi proyek Hambalang berani berkaca diri. Mereka seharusnya malu bahwa akibat perbuatan mereka, anak-anak muda kita tidak dapat kesempatan untuk bisa berlatih dengan baik.

Sayang memang di negeri ini sudah banyak orang yang tidak punya malu. Mereka bukannya sadar akan kesalahan yang telah diperbuat, tetapi bersikukuh bahwa dirinya merupakan pribadi yang tidak tercela. Dengan segala cara berupaya untuk menghindar dari tanggung jawab.
0
794
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan