7 Anak-Anak Kreatif Yang Temuannya Menjadi Bisnis Besar
TS
destroyers05
7 Anak-Anak Kreatif Yang Temuannya Menjadi Bisnis Besar
Jangan anggap remeh anak-anak. Kita seringkali beranggapan anak-anak itu manja dan mau enaknya sendiri. Tentu anggapan ini tidak berlaku bagi ke 7 anak-anak kreatif ini bahkan hasil temuannya telah menjadi bisnis besar. Yuk, kita lihat siapa saja.
Spoiler for Cassidy Goldstein:
Cassidy kecil ini (11 tahun) sangat senang menggambar dengan krayon. Sayangnya, batang krayon ini sangat mudah patah. Hal ini sangat mengesalkan Cassidy. Ia pun mencari akal dengan mencari alat untuk menyambung krayon yang patah. Cassidy teringat akan tabung plastik yang digunakan agar bunga mawar tetap segar. Ia pun mencobanya ternyata berhasil.
Pada usia 12 tahun, ia bertemu dengan seorang pengacara dan mematenkan temuannya ini. Temuannya diberi nama Crayon Holder. Ayahnya segera mendirikan perusahaan yang bernama By Kids For Kids untuk memproduksi karya Cassidy Goldstein. Kini hasil ciptaaan Cassidy telah tersebar ke seluruh dunia. Cassidy Goldstein telah menjadi orang kaya.
Spoiler for Hart Main:
Berawal dari rasa cemburu kepada sang kakak yang sukses menjual lilin beraroma bunga-bungaan di sekolah. Menurut Hart Main, lilin yang dijual kakaknya itu untuk anak perempuan karena laki-laki tidak suka dengan aroma bunga. Hart Main yang kala itu berusia 13 tahun mempunyai ide untuk membuat lilin khusus laki-laki.
Ia pun menciptakan lilin yang beraroma kopi, serbuk gergaji, rumput, api unggun. Uniknya lilin ini dikemas dalam kaleng sop bekas. Hart Main memberi nama produknya dengan Man-Cans. Bermodalkan 100 dollar dari jualan koran. Ia mulai memproduksinya dengan menjual seharga 9,50 dollar per lilin. Ternyata produksi lilin Hart Main ini digemari orang. Hart Main sukses pada usia 14 tahun. Jualannya ada di 40 toko serta menghasilkan keuntungan besar.
Spoiler for CJ Center:
Hobi ternyata bisa menguntungkan lo. Ini dibuktikan oleh bocah berusia 9 tahun, CJ Center. Ia mempunyai hobi menonton siaran olahraga senam. Sayangnya olahraga senam ini dilakukan oleh orang dewasa. CJ Center mempunyai ide. Bagaimana kalau senam ini dilakukan oleh anak-anak?
Ide ini disampaikan ke orangtuanya. Ia ingin membuat vidio senam untuk anak-anak. Sang ayah pun menyetujui ide ini. Ia segera merekam gerakan senam yang dilakukan oleh anaknya. Vidio ini di produksi secara masal dan dijual dengan harga 19,99 dolar. Kemudian dikembangkan menjadi www.workoutkid.comdengan mengembangkan produk antara lain matras, baju senam, tas ransel dan lainnya. Kini CJ Center telah menjadi jutawan muda dengan idenya ini.
Spoiler for Maddie Bradshaw:
Sebagai gadis kecil yang cantik, Maddie Bradshaw sangat senang memakai asesoris. Terlebih lagi asesorisnya kreasi sendiri. Ia sangat senang membuat asesoris dari bahan bekas. Tutup botol bekas yang sering dirangkai dengan pita jadilah asesoris yang cantik. Tanpa terasa, ia telah memiliki 50 buah asesoris karyanya.
Maddie Bradshaw mempunyai ide untuk menjual asesoris produksinya. Ide ini disetujui oleh ibunya, ia menyumbang 300 dollar sebagai modal dasar membuat asesoris. Karya Maddie Bradshaw diberi nama “Snap Caps”, ia menjualnya di toko mainan yang ada di desanya. Ternyata dalam 1 jam jualannya laku terjual.
Kini “Snap Caps” diproduksi oleh m3 girl design, milik Maddie Bradshaw yang baru berusia 13 tahun. Ia memiliki 40 pegawai dengan produksi 60.000 asesoris per bulan dan dijual ke 25.000 toko diseluruh dunia.
Spoiler for Smart Wheel:
Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena orang sibuk ngirim sms, bbm, terima telepon saat mengemudi. Peristiwa ini membuat prihatin enam anak kecil yang tinggal di London, Inggeris. Mereka merasa perlu adanya alat yang khusus yang bisa memberikan peringatan ke pengemudi kalau tangannya tidak memegang kemudi mobil.
Alat ini diberi nama Smart Wheel yang berarti Safe Motorist Alert for Ristricting Texting, Tweeting, Typing, Touch Screen, and Touch Ups. Alat sensor ini akan memberikan alarm ke pengemudi kalau kedua tangannya tidak memegang kemudi kalau mobilnya sedang berjalan.
Ide mereka ini dibawa ke lomba First Lego League. Hasilnya Smart Wheel menang sebagai juara inovasi yang diciptakan oleh anak-anak.
Spoiler for Louise Braille:
Kita tentunya sudah kenal huruf Braille. Huruf Braille ini diciptkan oleh Louise Braille pada usia 15 tahun. Ia menciptakan sistim huruf yang mengandung kode tertentu yang bisa dimengerti oleh penyandang tuna netra. Kini ciptaanya bisa dinikmati oleh ratusan juta jiwa penduduk dunia yang tuna netra.
Spoiler for George Nissen:
Loncat-loncat itu mengasyikan karena bisa olahraga dan bersenang-senang. George Nissen (16 tahun) yang senang loncat-loncat ini menciptakan alatnya di garasi mobilnya. Bahan baku yang dibuatnya hanya berupa kain kanvas dan kotak besi. Ia sudah bisa loncat-loncat.
Ketika masuk ke perguruan tinggi, idenya ini disampaikan kepada guru senamnya. Keduanya memperbaiki desain produk dari alat loncat-pantul ini. Akhirnya terciptalah alat baru yang diberi nama “Bouncing Rigs”. Melalui produk ini, George Nissen bisa keliling dunia melakukan demo senam loncat-pantul. Ia menamakan kelompoknya “Three Leonardos”.
Sampai akhirnya mereka berada di Spanyol. Geroge Nissen melihat alat seluncur yang bernama el trampoline. Menurut Nissen, nama ini keren untuk dijadikan nama produknya. Akhirnya, George Nissen member nama Trampoline untuk alat loncat-pantulnya.