Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Permintaan Kue Meningkat Jelang Festival Kue Bulan
Kue bulan merupakan penganan tradisional yang wajib ketika festival kue bulan. Tahun ini, perayaan ini berlangsung 4 September dan puncaknya tanggal 19 September 2013. Jika berdasarkan penanggalan Imlek, maka dimulai bulan 8 Imlek, 1-15 tahun ini.



Ramses L Tobing,

Singkawang

MENJELANG festival itu, produksi Kue Bulan di Kota Singkawang semakin meningkat. Banjirnya pesanan membuat para pengusaha harus menambah jam kerja bagi pekerjanya untuk membuat berbagai macam jenis kue bulan. Apalagi pesanan yang datang tidak hanya dari Singkawang saja, tapi juga hingga ke Pulau Jawa dan luar negeri, seperti Taiwan dan Hongkong.

Ng Sin Phin, salah seorang pengusaha kue bulan dan akrabnya disapa A Phin. Ditemui Pontianak Post, siang kemarin, A Phin sedang mengawasi para karyawan memproduksi kue bulan. Ada yang mengukus, mengaduk adonan, memasak bahan-bahan utama kue, mengoles kue hingga membungkus kue yang sudah jadi dan kemudian dimasukan ke dalam kotak untuk diantarkan pesanan.

“Bulan-bulan seperti ini, permintaan kue bulan mengalami peningkatan,” kata pemilik usaha yang juga pewaris kue bulan merk Sau Chong generasi kedua.

Ada berbagai macam jenis kue bulan yang dibuat, setidaknya hampir 40 jenis kue, dengan bermacam-macam nama dan bentuknya. Namun masing-masing dari kue itu mengalami proses pembuatan yang tidak sama dan memakan waktu yang cukup lama. Dimana waktu yang lama itu lebih dibutuhkan untuk membuat isi dari kue, mulai dari pengolahan adonan, pengukusan hingga dijemur, yang memakan waktu hingga satu hari.

“Untuk adonan kue bulannya tidak lama, tetapi membuat isi dari kue bulan itu yang lama, bahkan bisa satu hari,” kata dia, di tempatnya usahanya, Jalan Pastoran, No 5 RT 046 RW 019, Kelurahan Pasiran Singkawang Barat.

Proses produksi kue bulan milik bapak tiga anak ini melibatkan hampir 30 karyawan. Pada momen ini, jam operasionalnya mulai dari pagi hingga menjelang pukul 01.00-02.00 dini hari untuk meladeni pesanan dari pembeli.

“Karena pesanan banyak, makanya operasionalnya hingga jam satu dini hari,” kata dia.

A Phin, bukan orang baru sebagai pemilik usaha produksi kue bulan. Dimana usaha ini berdiri sejak tahun 1952, terhitung hingga sudah berjalan 61 tahun. Segmen pasar yang dulunya hanya Singkawang, kini terus merambah, hingga ke Pulau Jawa, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang Yokyakarta, Bandung, hingga ke luar negeri seperti Taiwan dan Hongkong.

“Sekarang pasaran kami lebih luas, apalagi ini sudah berjalan selama 61 tahun dan saya sebagai generasi kedua dari usaha ini,” kata dia.

Bagaimana bisa, ketika usaha ini bisa tembus keluar negeri. Hal ini dikarenakan masyarakat tionghoa yang merantau hingga keluar negeri, dimana ketika berlangsungnya perayaan hingga festival kue bulan mereka kangen akan rindu kampung halamannya, yakni Singkawang.

“Karena mereka ada yang tidak bisa pulang, jadi memesan kue ini, sehinggga mengobati rindu akan kampung halaman. Perlahan-lahan kue ini semakin dikenal disana,” kata dia.

Kue bulan yang tembus ke Taiwan mulai dari tan Huan Su, (dengan menu utama telur asin), Go Jin Pia, Phak Theu Koh (disebut kue bulan salju) dan Jiu Tui. Namun menurut A Phin, yang paling special itu Kue Bulan Kacang Hijau, namun proses pembuatan yang memakan waktu cukup lama. Mulai dari penggilingan, pencetakan, pemanggangan, pengukusan, pendinginan dan dijemur seharian.

“Kalau sudah jadi adonan, tidak bisa langsung dibikin harus menunggu lagi,” kata dia.

Meningkatnya pesanan tentunya berdampak pada omzet yang diperolehnya. Tentunya berbeda dengan hari biasanya, dibandingkan saat perayaan kue bulan. Karena itu terjadi setiap tahun, untuk mensiasatinya produksi kue bulan milik A Phin sudah berlangsung sejak bulan Jul kemarin.

“Omzet pasti meningkat. Karena pesanan bertambah, bahkan ada permintaan yang tidak terlayani,” kata dia.

Selain A Phin, ada juga pengusaha lain yang mencoba peruntungan di perayaan kue bulan ini. Dimana usaha ini baru digelutinya dua tahun terakhir ini, di Jalan Yohana Godang, Gang Sederhana, RT 48 RW 17, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat.

“Tahun kemarin produksinya masih kecil, baru tahun ini mulai dengan jumlah yang sedikit besar,” kata salah seorang pembuat kue bulan, Phang Sau Fan (33).

Nanti, setelah jadi kue ini akan dipasarkan hanya di Kota Singkawang namun ada juga yang memang sudah memesan.

Kue yang diproduksi mulai dari Tau Sa Koh (kue bulan putih), Tau Sa Pia (kue bulan dengan rasa kacang hijau), Jiu tui (kue bulan dengan bahan rempah-rempah), Go Jin Pia (kue bulan dengan lima bahan buah dan kacang-kacangan) dan Sung Ching (kue bulan dengan bahan utama buah kundur).

“Produksinya bisa ratusan buah untuk semua jenis, tidak besar karena pekerjanya juga tidak banyak hanya ada tiga orang,” kata dia. Produksi ini sendiri sudah dimulai sejak bulan tujuh Imlek. Sejauh ini, kendala yang mereka hadapi yakni mengenai harga bahan baku yang mulai naik. Dampaknya, tidak bisa membuat dalam jumlah besar. (*)

http://www.pontianakpost.com/pro-kal...kue-bulan.html

udah makan kue bulan gan?emoticon-Cendol (S)
0
1.7K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan