Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

geekypediaAvatar border
TS
geekypedia
mutiara terbalut sampah
Suatu malam saya lagi maen. Yah kalo bahasa gaulnya itu HANG OUT lah. Asyik nge-NET di salah satu universitas negeri di kota bandung ini. (asyiklah, soalnya WIFI-nya aktif 24jam gan. Terus unsecured lagi).

Malam terus semakin malam, bosen internet-an tapi bingung mau kemana. Akhirnya saya sama do’I saya sepakat buat menjelajah malamnya kota bandung.Kami terus jalan mengikuti ibu jari sang kaki yg entah akan membawa kami kemana, sampai akhirnya nongol juga seekor angkot yg ternyata jurusan kalapa-ledeng. Tanpa pikir panjang, kita berdua langsung menunggangi angkot tersebut. Didalam angkot-pun kami bingung mau pergi kemana nih? Sembari mikir-mikir sambil ditemenin lagu yg enak didengar (duh saya lupa judul lagunya apaan) dan sekaligus ngeliyatin pak sopir yg tiap hari kerjanya tiap hari jalan-jalan terus pake mobil (aduh betapa makmurnya para sopir itu), akhirnya munculah ide.

saya pun mengutarakan ide tersebut kepada ibu negara saya yg kira-kira isi-nya seperti ini, “mari kita menengok saudara-saudara kita di jalan braga yg sedang tertimpa musibah kesusahan” (kesusahan buat menghabiskan uang, makanya dipake ke diskotik untuk ajeb-ajeb, bukannya dipake buat hal yg lebih bermanfaat) dan kamipun sepakat buat pergi kesana.

Waktu terus berjalan seiring dengan angkot yg kami tumpangi yg terus melaju dan kami-pun semakin mendekati tempat kejadian perkara. Setelah sampai disebuah pom bensin di daerah naripan kami-pun bergegas turun dari angkot, tak lupa membayar ongkos perjalanan kami berdua dan sang sopir-pun langsung beranjak pergi. Yah begitulah sopir angkot, hidupnya selalu saja jalan-jalan dengan kendaraannya. Sibuk, sehingga beliau tidak punya waktu bahkan hanya sekedar untuk jalan-jalan dengan kami. Tapi yah sudahlah biarkan sang sopir tersebut pergi dengan tenang. Kita hanya bisa mengiringinya dengan doa.

Berjalan kaki, terus berjalan, berjalan, dan berjalan. Dikiri-kanan yg terlihat hanyalah tumpukan beton yg berdiri dengan angkuhnya. Tak lama kami-pun tiba di tempat yg kami tuju. Kesan pertama yg tampak dari jalan braga adalah nuansa tempo dulu. (emang braga dulu dipenuhi oleh lalu lalangnya kendaraan seperti sekarang yah??) jalanannya sedikit unik karena tidak terbuat dari aspal yg dapat kita lihat pada umumnya, melainkan menggunakan pola kotak-kotak (kayak seragam pendukung jokowi-ahok yah) yg terbuat dari batu. Bangunannya kebanyakan masih asli dari jamannya. Diskotik disana-sini. Banyak orang yg keluar masuk ke tempat tersebut. (saya mah ogah banget, bukan apa-apa. Hal itu dikarenakan saya orangnya takut ruangan gelap).

Tapi suasana di luar juga gak kalah ramenya. Banyak orang-orang berkumpul di pinggir jalan. Banyak cewek yg berpakaian agak cihuy yg seakan-akan pakaiannya itu berbisik, “ayo mas datanglah padaku”. Banyak para pedagang yg selalu bahagia karena kemana-mana selalu saja membawa banyak makanan, minuman, dll. Ada juga yg lagi tiduran (kasihan mereka. Setau saya nih gan, kan di Indonesia ada UUD 1945 pasal 34 yg kira-kira berbunyi seperti ini, “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Tapi kalo melihat realitanya kayak begini saya jadi ragu jangan-jangan pasal tersebut hanya untuk pelengkap saja tanpa ada pelaksanaannya) tapi
sudahlah, mari kita tinggalkan orang-orang yg sedang tertidur pulas itu, mari kita lanjutkan ceritanya.


lanjutannya di bawah gan.
semoga gak kepotong sama si tukang obat
0
2.8K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan