Black.Deneb.X4Avatar border
TS
Black.Deneb.X4
[pesawat Odong2,udah pasti kalah] Permasalahan 24 F-16 USANG Andalan TNI AU 2015
Permasalahan 24 F-16 USANG Andalan TNI AU 2015
OPINI | 10 August 2012 | 01:07


dibuat oleh : Mudy emoticon-Recommended Seller

Sebagaimana dijelaskan pada Kesalahan Akuisisi Alutsista: F-16, Elang Kecil Tua dan Naas, pemerintah kembali mengadakan 24 F-16 bekas yang akan beroperasi tahun 2015. Sebelum melakukan simulasi tempur udara 2015, seperti AURI vs RTAF 2013, kita perlu memahami permasalahan terkait 24 F-16 bekas ini.


F-16C USANG (US Air National Guard)

Beli atau Hibah ?


Niat Indonesia semula adalah membeli 6 unit F-16 blok 52 baru, pesawat F-16 kedua tercanggih, yang sama seperti milik Singapura. Entah karena kasihan dengan Indonesia yang hanya beli sedikit, atau karena tidak mau Indonesia memiliki fighter secanggih Singapura sekutunya, maka AS membuat penawaran balik:

Indonesia diberikan GRATIS, 24 F-16 blok 25 bekas pakai Pengawal Nasional Udara (PNU) AS alias US Air National Guard (USANG). Kemudian Indonesia HANYA PERLU membayar biaya upgrade pesawat tersebut menjadi F-16 blok 32+ dengan kelengkapan “mendekati” blok 52 (yang moderen punya RSAF Singapura itu).

Anggarannya termasuk spareparts, senjata, pelatihan, dsb sebesar USD 750 juta. Harga yang sama dengan membentuk 1 skadron heavy fighter yang sangat dibutuhkan untuk memberi kesempatan TNI AD dan AL berperang (bukan gerilya).

Apa yang dibeli ?

Mari kita lihat apa yang kita peroleh:

http://www.f-16.net/f-16_users_article6.html

Apa artinya ? Penulis bantu menterjemahkan.

24 F-16C/D block 25 (di produksi tahun 1984 - 1986)

28 F100-PW-200 or F100-PW-220E

Turbin pesawat diganti diganti baru, dengan mesin jet buatan Pratt Whitney. Ini hal yang bagus, karena berarti mesin baru, dengan umur panjang (disain 30 tahun).

LAU-129A/A Launchers

Untuk meluncurkan rudal udara ke udara, termasuk AIM-120 AMRAAM, dan Sidewinder generasi terbaru AIM-9X. Melalui peluncur ini, sasaran dapat di programkan ke rudal.

ALR-69 Radar Warning Receivers

ALQ-213 Electronic Warfare Management Systems

ALE-47 Countermeasures Dispenser Systems

Standar untuk pertahanan pesawat. Tentunya F-16 blok 52+ Singapura menggunakan yang lebih canggih: SPS-3000.

Cartridge Actuated Devices/Propellant Actuated Devices (CAD/PAD)

ARC-164/186 Radios

Expanded Enhanced Fire Control (EEFC) or Commercial Fire Control or Modular Mission Computers

Ini sama dengan tidak menjelaskan komputer apa yang akan dipasang, karena menyebut semua jenis komputer F-16. Dengan demikian kemungkinan besar komputer F-16 kita jauh dibawah F-16 blok 52.

Situational Awareness Data Link, Enhance Position Location Reporting Systems (EPLRS), LN-260 (SPS version, non-PPS)

Lebih tepat menentukan posisi berdasarkan inersia (INS) atau GPS.

AN/AAQ-33 SNIPER or AN/AAQ-28 LITENING Targeting Systems

Lebih mudah dan cepat mengenali target, mengendalikan peluru kendali presisi tinggi, dan memantau target darat, beroperasi siang maupun malam, di segala cuaca (FLIR & CCD).

Indonesia requested the regeneration be sole sourced to the 309th Maintenance Wing, Hill Air Force Base, in Ogden, Utah, and Pratt Whitney, in East Hartford, Connecticut for the engine overhaul.

Ogden Air Logistics Center (OO-ALC) adalah gudang F-16, sekaligus pusat pemeliharaan.

Pada daftar diatas tidak ada info upgrade radar, berarti radar tetap memakai radar blok 25: AN/APG-68 antara (V)1 sampai (V)3. Disini mulai muncul masalah: Radar F-16 blok 52 Singapur AN/APG-68 (V)9, 30 - 50% lebih jauh jangkauannya. Demikian pula MLU F-16 Thailan, yang akan menjadi F-16AM dan F16BM. Dengan komputer yang lebih cepat dan canggih. Artinya F-16 Singapura dan Thailand (negara Tier 4 MDCI) akan bisa lebih dulu mengunci dan menembak AURI F-16.


Program Upgrade Sejenis

Ada 3 program upgrade pesawat F-16 yang dinilai penulis mirip:

MLU (seperti upgrade yang dilakukan RTAF untuk F-16 blok 15 OCU-nya)

SCU (System Capabilities Upgrade)

CUPID (Combat Upgrade Plan Integration Details)

Program Upgrade MLU jauh lebih komprehensif, dan lebih mahal. Nampaknya konfigurasi yang disebutkan diatas jauh dari MLU. Sebagai contoh, MLU pasti menggunakan sistem komputer modular terintegrasi: Modular Mission Computer, dengan EUPDG, HSD, dan tampilan HUD lebar berwarna. Dengan disebutnya pilihan EEFCC atau CFCC, berarti tidak dilakukan Program Upgrade MLU.

Program SCU terlalu sederhana, hanya menambah beberapa sistem tempur.

Jadi kemungkinan yang paling mirip adalah Program Upgrade CUPID, yang dilakukan untuk pesawat F-16 USANG blok 25-32, untuk mendekati blok 52. Bisa jadi disinilah muncul istilah F-16 “disamakan blok 52″, yang menyesatkan.

Per 2015, sekitar 40 F-16 Thailad sudah menyelesaikan program MLU (saat ini sekitar 18 unit), yang artinya lebih canggih dan lebih banyak dibandingkan 24 F-16 Indonesia. Apalagi Singapura dengan F-16 blok 52+ nya sudah pasti lebih canggih, lebih muda, dan lebih banyak jumlahnya.

Ketiadaan Persenjataan

Belum lagi, semua pembelian senjata pamungkas AS, seperti AIM-120, selalu harus melalui kongres, sehingga kita pasti tahu kalau TNI membeli AMRAAM. Sampai sekarang belum ada permintaan tersebut, dan izin penjualan AMRAAM ke TNI belum keluar dari kongres AS. Sesuai doktrin AS, diyakini bahwa rudal yang dijual ke Indonesia PASTI merupakan rudal yang lebih rendah teknologinya dibanding milik sekutu AS: Singapura, Australia, dan Thailand.

Artinya, kalau tetangga memiliki Sidewinder AIM-9X yang tercanggih, maka Indonesia maksimal memperoleh AIM-9S. Karena tetangga sudah memiliki IRIS-T, ASRAAM dan Phyton-4, ada kemungkinan Indonesia boleh membawa pulang AIM-9X yang lebih lemah. Kalau AMRAAM tetangga masih AIM-120-C7, mungkin Indonesia diizinkan memiliki AIM-120-B. Sering pada prakteknya senjata-nya (seperti AMRAAM) baru boleh dibawa ke Indonesia jika ada ancaman, dan AS tidak meng-embargo Indonesia.

Jadi terlepas dari upgrade-nya F-16 USANG itu akan tetap usang di Indonesia.

Masalah Struktur

Yang juga menjadi pertanyaan besar adalah, apakah F-16 USANG tersebut memperoleh upgrade struktur ?

F-16 adalah salah satu pesawat canggih yang justru membuat pilot mudah melakukan kesalahan. Beberapa bentuk kesalahan mengakibatkan umur pesawat berkurang. F-16 direncanakan untuk beroperasi selama 30 tahun, untuk 8000 jam terbang, dengan rata-rata 250 jam terbang per tahun.

Keretakan sangat kecil pada pesawat dapat menimbulkan bencana jika dilakukan manuver dengan tekanan grafitasi tinggi. Manuver seperti ini harus dilakukan oleh F-16 untuk menghindari rudal, atau untuk mencegah di kunci oleh lawan, atau untuk berusaha mengunci lawan. Dan tentunya para pilot harus berlatih menggunakan F-16 untuk melakukan manuver tersebut agar bisa menang saat terjadi pertempuran.

Pada kenyataannya banyak F-16 menunjukkan permasalahan struktur mulai 3500 jam terbang. Untuk itu AS melakukan Program Upgrade Struktur guna menjamin agar F-16 dapat beroperasi sesuai rencana, yaitu 8000 jam. Program ini antara lain Falcon Star, yang dimulai tahun 2004 hingga 2014, memperbaiki lebih dari 2000 F-16, termasuk 1200 F-16 USANG dan USAF.

Apakah 24 F-16 Indonesia sudah lulus Program-program ini ? Hanya Obama yang tahu.

Masa Pakai Pesawat

Masalah lain, F-16 blok 25 USANG di produksi antara 1984 - 1986. Jika kita ambil asumsi F-16 untuk Indonesia di produksi 1985, maka F-16 berusia 27 tahun, kurang 3 tahun sebelum wafat. Dengan rata-rata operasional pesawat USANG 250 jam per tahun, maka diperkirakan pesawat telah beroperasi selama 6750 jam. Sisa masa operasional 1250 jam lagi, alias setara dengan 5 tahun, berarti tahun 2017 pesawat sudah harus di parkir, atau sesuai kebiasaan TNI AU, para pilot, putra terbaik bangsa, dipaksa menyabung nyawa dengan pesawat yang tidak layak pakai.

AS memiliki program untuk meningkatkan masa pakai F-16. Tidak ada pada daftar beli diatas indikasi bahwa F-16 USANG tersebut akan di ikutsertakan pada program perpanjangan usia. Walaupun hal itu mungkin saja dilakukan, mengingat Ogden adalah pusat pelaksanaan program sejenis: SLIP dan SLEP, yang konon kabarnya bisa membuat F-16 awet muda, dan tetap greng.

Namun apakah layak mempertaruhkan nyawa pilot penerbang kita ? Dan pertaruhan itu untuk apa ? Toh udara Nusantara tidak terjaga.

Kesimpulan

Pantaskah Indonesia membayar USD 750 juta untuk odong-odong itu ? Monggo, disimpulkan sendiri.

Pantaskah putra terbaik bangsa menyabung nyawa menunggangi elang yang pasti kalah tempur melawan arsenal asing yang mungkin menyerang ke Nusantara.

Dengan hanya 2 Su-27 dan 3 Su-30 yang dapat diandalkan, kurang dari 1 skadron. Ke-8 F-5 dan skadron Hawk 209 sudah terlalu tua dan tak ter-upgrade. 10 F-16 mengalami penuaan dini akibat embargo.

Maka pada tahun 2015, andalan TNI AU adalah ke-24 F-16 USANG refurbished tersebut (dan 16 EMB-314 baling-baling bambu Doraemon).

http://hankam.kompasiana.com/2012/08...n-tni-au-2015/

=============================================

doghfight ama Repter aja masih bisa menang lho emoticon-Ngacir2

Terimakasih Tong Fang emoticon-Cool
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
68.7K
512
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan