bisa jadi memang korban kurang mampu mengatur keuangan. tp jgn langsung vonis seperti itu. toh kita juga gak ada yg tau kehidupan korban tsb. misalkan anaknya sakit, bpjs nunggak pinjem orang gk dapat kan bisa juga seperti itu
kalau pengalaman saya jaman kemalingan laptop di kosan suruh bikin BAP dari jam 10 pagi sampe 10 malam duduk doang, pertanyaan sama. muter2 doang. gak di tawarin makan atau suruh beli makan dulu. kemalingan di kosan berkali2. tapi walau begitu ane tetep percaya masih ada polisi yg baek
tergantung orangnya gan. kalau orang yang pingin enak2an doang pasti jadi enteng kerjaannya. tp kalau orang idealis kerja pns di sini bisa setres juga
kalau saya lebih percaya surga dan keselamatan hak prerogratif tuhan. karena kristen sendiri bukan nama yang di bawa yesus waktu datang tapi nama yang di berikan masyarakat jaman tersebut untuk melabeli pengikut yesus
converti jangan di pertotonkan kebodohanmu. lu kira dapat istilah covid-19 asal kasi nama gitu?. corona virus sudah ada sejak lama. untuk varian covid-19 pertama di temukan di wuhan. untuk menentukan itu varian covid atau varian virus lainnya lu kira modal penerawangan doang? bodohmu kelewatan. ka
l13ska sobatkenyal gua gak percaya IDI, tp lebih gak respect lagi sama golongan teori omong kosong. gak ada kontribusi cuma bikin ricuh
l13ska sobatkenyal kepanjangan. intinya jaman sekarang kalau berani bikin teori harus pakai bukti ilmiah. lu harusnya eksperimen dan meneliti covid drpd berpendapat padahal bukan ahlinya. pendapatmu tersebut kemungkinan bisa menimbulkan korban jiwa
langsung kubur aja orang2 yang kebanyakan teori gak percaya. cuma sok pinter gak ada landasan teori dan solusi
yang ngomong mengandung microchip landasan teorinya mana coba. paling dasar microchip itu butuh sumber tenaga, kemudian sejauh ini remote / koneksi jarak jauh masih menggunakan gelombang radio/ cahaya. kira2 microchip tadi fungsinya buat apa kalau komunikasi jarak jauh saja gak bisa